TRIBUNNEWS.COM - Longsor yang terjadi di pertambangan emas tradisional wilayah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, mengakibatkan korban jiwa.
Sebanyak 10 korban meninggal telah terindentifikasi, sedangkan lebih dari 20 orang masih dalam pencarian.
Update informasi pada pukul 14.40 Wita, Senin (8/7/2024), Tim gabungan terdiri dari BPBD, Basarnas, TNI/Polri, hingga masyarakat, terus mencari korban hilang.
Terkini, ada dua korban meninggal yang berhasil diidentifikasi.
Korban bernama Ramlah Kumuriah dan Rudin Kunye sudah tiba di rumah duka sekira pukul 14.00 Wita.
Sementara itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) melaporkan, 11 orang meninggal pasca longsor di pertambangan emas Gorontalo.
Jumlah tersebut, bertambah seiring ditemukannya 3 korban meninggal pada Senin (8/7/2024), setelah dilakukan pencarian sejak Minggu (7/7/2024).
"Hingga Senin (8/7/2024) pagi ini, korban meninggal sebanyak 11 orang. 8 orang yang ditemukan sebelumnya sudah di evakuasi, 3 masih di lokasi,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Gorontalo, Heriyanto, Senin (8/7/2024).
Dikutip dari TribunGorontalo.com, tim gabungan mengalami kendala saat mengevakuasi korban longsor Tambang Emas Suwawa.
KPP Gorontalo bersama anggota kepolisian pun harus berjalan kaki selama lima jam untuk sampai ke pusat bencana.
Danru Tim Alpha Basarnas Gorontalo, Salama, mengatakan terdapat jembatan putus, sehingga pihaknya tidak bisa memakai kendaraan.
Baca juga: 1.029 Warga Terdampak Banjir dan Tanah Longsor di Bone Bolango, 26 Orang Dilaporkan Hilang
"Harus jalan kaki," ucapnya kepada wartawan, Minggu (7/7/2024) malam.
Longsong Dipicu Hujan Deras
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Pusat Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan longsor dipicu oleh hujan deras yang berlangsung sejak Sabtu (6/7/2024).
Akibatnya, sejumlah orang menjadi korban jiwa.