Duka tampak menyelimuti para pelayat. Isak sesekali terdengar ketika tokoh agama setempat membacakan doa untuk korban.
Tangis pecah saat korban dibawa menuju tempat peristirahatan terakhirnya.
Adapun peti jenazah korban dipanggul oleh sejumlah pasukan Paskibraka SMAN 1 Cawas.
Peti itu lalu dimasukkan ke dalam mobil ambulance untuk dibawa ke pemakaman umum Dusun Sepi, Desa Barepan.
Lokasi tempat pemakaman umum itu sekitar 1 km dari rumah duka.
4. Keluarga Menerima sebagai Musibah
Suparno (53) yang merupakan paman korban mengaku memperoleh kabar duka tersebut pada Senin sore, setelah kejadian.
Ketika memperoleh kabar tersebut, tuturnya, pihak keluarga sangat kaget.
"Setelah kejadian, kami dari pihak keluarga syok. Tapi setelah dipikir-pikir semua itu adalah musibah."
"Sehingga kami dari pihak keluarga sudah bicara dengan bapak ibunya, semua keluarga bisa menerima itu sebagai musibah," ucap Suparno kepada awak media, Selasa.
Suparno menyebut FN adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Semasa hidupnya, korban dikenal sebagai anak yang rajin, baik, dan ramah kepada orang lain serta keluarga.
"Anaknya baik, rajin salat. Di kampung juga terkenal baik, begitu juga di sekolah. Dia menjadi Ketua OSIS dan pintar," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Polisi Ungkap Kronologi Ketua Osis SMAN 1 Cawas Meninggal Dunia Tersengat Listrik di Kolam Sekolah dan Isak Tangis Iringi Pemakaman Ketua Osis SMAN 1 Cawas yang Meninggal Tersetrum di Kolam Sekolah.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Dewi Rukmini)