News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sosok Ibu dan Anak Korban Tewas Longsor Tambang Emas di Gorontalo, Buka Warung di Lokasi Kejadian

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban meninggal saat dievakuasi Tim Gabungan Pencarian di Tambang Suwawa Gorontalo, Senin (8/7/2024). Setidaknya 19 orang tewas, termasuk ibu dan anak, dalam bencana longsor di tambang emas ilegal di Gorontalo.

TRIBUNNEWS.com - Ibu dan anak turut menjadi korban tewas dalam bencana longsor di tambang emas ilegal di Desa Pemukiman, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Diketahui, bencana longsor itu terjadi pada Minggu (7/7/2024) dini hari, saat korban tertidur lelap.

Selain ibu dan anak, sang ayah juga diduga turut menjadi korban dalam longsor tersebut lantaran belum ditemukan.

"Yang baru ditemukan istri dan anaknya, sedangkan ayahnya belum ditemukan," ungkap Kepala Desa Duano, Ayub Irianto Iran Hadju, Minggu, saat dihubungi TribunGorontalo.com.

Adapun identitas ibu dan anak itu adalah Fatma Afita (40) dan Dewa Saputra (4).

Keduanya merupakan warga Desa Duano, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango.

Ayub mengatakan, Fatma bersama suami dan anaknya memang membuka usaha warung di lokasi tambang.

Mereka kerap menginap di warung itu, termasuk saat bencana longsor melanda.

Rencananya, jasad Fatma dan anaknya akan dimakamkan di kampung halamannya atau desa sang suami.

"Kemungkinan akan dikebumikan di Desa Duano atau desa suaminya di Dumbaya Bulan," ungkap Ayub.

Pencarian Korban Terhambat

Sementara itu, pencarian korban yang tertimbun longsor di tambang emas di Kecamatan Suwawa Timur, mengalami kendala akibat hujan deras.

Baca juga: Update Longsor Tambang Emas Gorontalo, 19 Korban Meninggal, Puluhan Orang Masih Dicari

Kepala Kantor Basarnas Gorontalo, Heriyanto, mengatakan pencarian korban tertimbun sempat dihentikan sementara karena hujan deras.

Cuaca buruk di lokasi kejadian membuat proses pencarian menjadi sangat berbahaya bagi tim penyelamat.

"Untuk proses pencarian di lokasi kejadian dihentikan sementara waktu, mengingat saat ini masih terjadi hujan," kata Heriyanto saat ditemui di Posko SAR, Senin (8/7/2024) malam.

Diketahui, korban tewas akibat longsor bertambah menjadi 19 jiwa dari sebelumnya 11 orang.

Selain korban tewas, setidaknya masih ada 51 orang yang masih dalam pencarian.

"Untuk proses pencarian korban yang tertimbun longsor masih berjumlah 51 orang, berdasarkan data posko dan berdasarkan beberapa warga yang datang untuk melaporkan kehilangan anggota keluarga," lapor Jurnalis KompasTV, Hence Tumilaar, di lokasi kejadian, Selasa (9/7/2024).

Korban tewas dan masih dalam pencarian itu bukan hanya para pekerja tambang, melainkan juga warga lainnya yang membuka usaha jualan di area longsor.

Sebagai informasi, tim penyelamat harus menempuh medan berat untuk menuju ke lokasi kejadian.

Sebab, jembatan yang biasanya dilewati kendaraan telah ambruk akibat banjir.

Baca juga: Operasi SAR Longsor Tambang Emas di Suwawa Hari Ke-3, Korban Hilang Bertambah Jadi 51 Orang

Heriyanto mengungkapkan tim Basarnas dan TNI/Polri harus berjalan kaki sejauh 23 kilometer dari posko menuju lokasi.

Tak hanya itu, Heriyanto menambahkan, proses evakuasi dilakukan secara manual lantaran lokasi tambang tak bisa diakses alat berat.

"Jadi perjalanan harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 23 kilometer (dari posko SAR)."

"Karena mengingat medan yang sangat sulit dilalui oleh alat berat. Jadi kami melakukan pencarian dan evakuasi korban secara manual," jelas dia.

Kronologi Terjadinya Longsor

Longsor di area tambang emas di Kecamatan Suwawa Timur terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 3.00 Wita.

Longsor menerjang titik bor tambang dan kamp para pekerja.

Danru Tim Alpha Basarnas Gorontalo, Salama, mengungkapkan saat longsor terjadi, pekerja tambang dan warga yang membuka warung di lokasi kejadian, tengah tertidur lelap.

Ia menyebut para pekerja tak mengetahui kondisi lingkungan tempat mereka bekerja lantaran selalu tidur di lubang tambang.

"Jadi proses pengerjaan tambang itu nonsetop. Mereka tidurnya di lubang tambang, mereka tidak tahu di luar itu malam atau siang," ungkap Salama, Minggu.

Terpisah, korban selamat, Rusli Mamonto dan Lukman Mamonto, membeberkan detik-detik longsor terjadi.

Rusli yang sedang tertidur, langsung terbangun begitu merasakan getaran.

"Sekitar jam 4.00 itu kita kaget, kami sangka gempa," kata dia, Senin.

Ia kemudian langsung membangunkan teman-temannya untuk menyelamatkan diri.

Nahas, karena situasi di lubang tambang gelap, mereka sempat bingung mencari jalan keluar.

Baca juga: 11 Orang Tewas Akibat Tambang Emas di Gorontalo Longsor, Tim SAR Gabungan Masih Cari 17 Orang

Beruntung ia dan 11 rekannya berhasil keluar kamp tambang.

"Karena kondisi gelap. kita tidak tahu mau ke mana. Kejadian begitu cepat. Batu, tanah, semua bergeser runtuh ke bawah," pungkasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul Ibu dan Anak Tewas Tertimbun Longsor di Tambang Suwawa Gorontalo, Ini Identitasnya

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Suci Bangun DS, TribunGorontalo.com/Arianto Panambang/Husnul Puhi/Herijanto Pangahu)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini