TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Sudah sepekan sejak bencana tanah longsor menerjang kawasan di Kecamatan Suwawa Timur, Provinsi Gorontalo yang terjadi pada Minggu (7/7/2024) lalu.
Dari catatan Basarnas Gorontalo, total korban akibat longsor di tambang emas ilegal itu mencapai 325 orang.
Sebanyak 27 korban di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Korban yang selamat tercatat 238 orang.
Baca juga: Alasan Operasi Pencarian Korban Longsor di Gorontalo Dihentikan, 27 Orang Meninggal dan 31 Hilang
Sementara itu 15 korban lainnya hingga kini masih belum ditemukan.
Operasi pencarian korban pun resmi ditutup, Sabtu (13/7/2024) pukul 16.00 Wita kemarin.
Namun Basarnas Gorontalo tetap memantau lokasi longsor.
"Kami tetap akan menempatkan tim di sini untuk melakukan pemantauan," jelas Kepala Kantor SAR Gorontalo, Heriyanto.
Diketahui, longsor terjadi di area tambang emas ilegal pada Sabtu (6/7/2024) malam hingga Minggu (7/7/2024) subuh.
Lokasi kejadian berada di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango. Berjarak sekitar 50 kilometer dari ibu kota Provinsi Gorontalo.
Kepala Desa Tulabolo Kambang Maki mengatakan, longsor diawali banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur desa tersebut.
Hingga Jumat 12 Juli 2024, jumlah korban meninggal tercatat 25 orang. Sebanyak 93 orang selamat dan 29 orang dalam pencarian.
Baca juga: Korban Selamat Longsor di Gorontalo Bertambah 7 orang, Korban Tewas Jadi 26 Orang
Sebagian korban dievakuasi menggunakan helikopter milik Polri.
Evakuasi korban melibatkan tim dari Basarnas bersama puluhan polisi dan prajurit TNI serta relawan.