TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Rizal awalnya sempat tak percaya jika sang ayah, Syarif Usman menjadi korban akibat longsor tambang emas ilegal di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo pada Minggu (7/7/2024) lalu.
Sejak kejadian longsor pada Minggu (7/7/2024) dini hari, Rizal mendengar ayah kandungnya termasuk salah satu korban.
Namun dia tak lantas percaya.
"Pertama masih simpang siur infonya, belum pasti. Belum percaya kena di keluarga saya," ungkap Rizal dikutip dari TribunGorontalo.com, Kamis (11/7/2024).
Baca juga: Longsor Tambang Emas Gorontalo Tewaskan 25 Orang: Hancur Lebur, Saksi Ungkap Detik-detik Kejadian
Untuk memastikan kebenaran informasi itu, Rizal lalu mendatangi langsung lokasi tambang emas ilegal, tepat di titik Bor 3 Desa Tulabolo Timur.
"Ternyata memang benar, salah satu korban papa saya," ucapnya.
Namun dalam benak Rizak, ia masih percaya orang tuanya itu masih hidup.
Rizal mendatangi lokasi tambang pada Senin (8/7/2024) lalu.
Namun menginjak hari kelima pencarian, Rizal hanya bisa pasrah pada keadaan. Ia hanya ingin jasad ayahnya ditemukan.
"Saya sudah pasrah," ujarnya.
Kini sudah seminggu sejak longsor menerjang, Syarif Usman yang akrab disapa Ragam belum juga ditemukan oleh Tim Gabungan Basarnas dan TNI/Polri.
Rizal bercerita, ayahnya itu sempat menitipkan wasiat kepada keluarganya.
Ragam diketahui berangkat menuju ke lokasi tambang emas ilegal Desa Tulabolo Timur pada Senin (1/7/2024).
Namun tepat pada Minggu (7/7/2024) sekira pukul 03.00 Wita, longsor terjadi hingga menewaskan puluhan penambang.
Baca juga: 4 Penambang Selamat dari Longsor Tambang Emas Suwawa Gorontalo: Mau Kerja Tapi Hujan Terus