"Dia sudah meninggalkan pesan-pesan, bahwa kalau dia meninggal, atau meninggal di gunung tambang, pesan sama keluarganya tolong dijemput mayatnya," ungkap Rizal kepada TribunGorontalo.com, Kamis (12/7/2024) pagi.
"Di keluarga sebelah juga banyak pesan-pesannya, katanya tolong jemput mayat saya," tuturnya.
Rizal juga menerima langsung wasiat dari ayahnya itu. Ragam meminta keluarga besarnya saling menjaga satu sama lain.
"Kalau tidak saling jaga kita bersaudara, 'Papa mau pulang' sempat dibilang begitu," kenang Rizal.
"Saya pikir bahasanya hanya balik ke Suwawa, kami tidak tahu yang dimaksud pulang itu kecelakaan ini," tambahnya.
Wasiat itu terus dipegang Rizal. Ia selalu berharap ayahnya segera ditemukan oleh Tim Gabungan Basarnas Gorontalo dan TNI/Polri.
Diketahui longsor terjadi di area tambang emas ilegal pada Sabtu (6/7/2024) malam hingga Minggu (7/7/2024) dini hari Wita.
Lokasi kejadian berada di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango.
Berjarak sekira 50 kilometer dari ibu kota Provinsi Gorontalo.
Baca juga: Korban Selamat Longsor Tambang di Gorontalo Ceritakan Detik-detik Terjadinya Bencana
Kepala Desa Tulabolo, Kambang Maku, mengatakan, longsor diawali banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur desa tersebut.
Hingga Kamis 11 Juli 2024, jumlah korban meninggal tercatat 23 orang. Sebanyak 93 orang selamat dan 29 orang dalam pencarian.
Sebagian korban dievakuasi menggunakan helikopter milik Polri.
Evakuasi korban melibatkan tim dari Basarnas bersama puluhan polisi dan prajurit TNI serta relawan.
Proses evakuasi terkendala karena sulitnya akses kendaraan bermotor mencapai lokasi longsor.