TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo didesak turun tangan membantu membongkar kasus kematian Vina Cirebon.
Kali ini esakan itu datang dari Eks Wakapolri, Komjen (Purn) Oegroseno.
Oegroseno bahkan meminta Jokowi segera membentuk tim pencari fakta dari berbagai bidang agar perkembangan kasus pembunuhan Vina dan Eky yang berlarut-larut ini bisa diurai.
"Saya bilang dari awal, karena ini kan ada masalah dengan Polresta Cirebon dan Polda Jabar."
"Sehingga mesti ada tim gabungan pencari fakta dari pusat, supaya ini tidak menimbulkan kecurigaan-kecurigaan."
"Tim gabungan dari pusat ini terdiri dari berbagai disiplin ilmu, dari pakar-pakar tadi, dan juga dari lembaga kriminologi UI atau dari RSCM yang biasa melakukan otopsi," kata Oegroseno di program Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Minggu (14/7/2024).
Baca juga: Penampakan Motor P 333 GI, Hadiah dari Ratu Durian Tasikmalaya untuk Pegi
Menurut Oegroseno, Jokowi berkepentingan ikut mengusut kasus 2016 itu karena posisinya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Sebab, korban, Vina dan Eky adalah warga Indonesia, dan pencarian penyebab kematiannya diurus negara.
Apalagi kasus ini sampai mengakibatkan delapan orang dihukum penjara. Tujuh di antaranya sampai seumur hidup.
Menurut Oegroseno, tidak cukup Jokowi hanya memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas.
"Jadi kalau kasus seperti ini, kalau masalah nyawa, presiden harus mengetahui warga negara yang hilang, yang sakit, yang meninggal dan sebagainya, supaya jangan sampai presiden hanya memerintahkan 'sudah saya sampaikan kepada Kapolri'" jelasnya.
Baca juga: Penasihat Kapolri Sebut Pegi Masih Bisa Jadi Tersangka, Otto Hasibuan Minta Polri Jangan Gegabah
Bahkan, Oegroseno, menyinggung soal Pemilu.
"Ini nyawa manusia, manusia ini kalau hidup itu suaranya beratnya untuk pemilihan umum, itu kan harus dikaitkan ke situ, jangan dibutuhkan lima tahun sekali tapi selama itu tidak diperhatikan.
Jadi sekali lagi, menyangkut nyawa manusia, ya presiden harus bertanggung jawab, itu menurut saya," jelasnya.