TRIBUNNEWS.COM, SINTANG - Suwardi, oknum sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang melakukan pungutan liar (pungli) kepada keluarga pasien modus isi bensin.
Diketahui, kasus tersebut terjadi di kawasan Tugu Beji, Sintang, Kalimantan Barat.
Saat itu, oknum sopir tersebut mengantar jenazah bayi laki-laki dengan keluarganya. Sopir kemudian berdalih singgah ke SPBU dan meminta uang Rp600 ribu.
Baca juga: Sosok Sopir Ambulans yang Minta Maaf karena Viralkan Momen Kendaraannya Dihentikan Rombongan Jokowi
Padahal keluarga sudah membayar biaya ambulans di rumah sakit sebesar Rp690.000.
Bayi tersebut lahir normal di RSUD Ade M Djoen Sintang. Namun, sudah meninggal dalam kandungan.
"Itu pun kami ndak punya uang. Terus minta tolong. Dibantu sama Pak Dewan," kata Ojong Ojong, kakek bayi ditemui lokasi kejadian.
Setelah membayar biaya jasa ambulans, keluarga dan jenazah bayi tersebut berangkat ke Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir.
Mobil ambulans berhenti sebentar di SPBU untuk mengisi BBM. Kata Ojong, oknum sopir tersebut meminta tambahan biaya membayar minyak jenis Dexlite sebesar Rp600 ribu rupiah.
"Kata sopirnya,minta duit 600 ribu untuk beli minyak. Aku jawab ndak punya duit dan sudah kami bayar di kasir. Kata sopir ndak bisa gitu. Itu urusan saya, kasir ndak ada urusan," ungkap Ojong.
Pihak keluarga merasa sakit hati dengan ucapan sopir tersebut. Lalu memutuskan keluar dari mobil ambulans. Sementara jenazah bayi laki-laki tersebut digendong oleh neneknya.
"Hati saya sakit. Kami masih sadar (tidak berbuat anarkis) Saya ndak terima. Cucu meninggal," kata Ojong.
Cukup lama mobil ambulans berhenti di area SPBU. Sementara jenazah bayi sudah digendong keluar oleh neneknya.
Suasana cukup tegang. Pihak keluarga tak terima dengan perlakuan oknum sopir tersebut. Ojong pun tak kuasa menahan tangis karena diperlakukan tak masuk akal.
Setelah lebih dari 1 jam, jenazah bayi tersebut akhirnya dibawa ke rumah duka menggunakan mobil penumpang dan tiba di Nanga Mau sekitar pukul 01.00 wib dini hari.
Baca juga: VIRAL Ambulans Bawa Pasien Tertahan Rombongan Jokowi di Kotim, Kronologi dan Respon Polda Kalteng