"Ketika kami klarifikasi, kenapa dijawab karena memang selisih harga BBM dexlite sementara di Perbup masih menggunakan pertalit sehingga ada selisih bayar. Hal ini tidak kami perkenankan," jelas Ridwan.
Baca juga: VIRAL Ambulans Bawa Pasien Tertahan Rombongan Jokowi di Kotim, Kronologi dan Respon Polda Kalteng
Ridwan menyebut, ambulans dengan bahan bakar Dexlite tersebut tidak direkomendasikan digunakan ke luar kota. Dengan alasan selisih harga BBM dengan Perbup.
"Kalau digunakan itupun atas persetujuan direktur dan biaya dibebankan ke rumah sakit. Itu alternatif terakhir. Kalaupun ada selisih bayar, kita yang tanggung bukan keluarga pasien," ujar Ridwan.
Ridwan mengklaim jika semua jenis operasional ambulans sudah diatur dalam Perbup. Baik BBM, biaya sopir dan perawat. Bahkan, BBM ambulans juga sudah terisi dan siap digunakan.
"Sudah ada uang operasional di Perbup. Ada uang sopir perawat bensin semua dibayarkan kalau dia sudah kerja. Uang baru dikasih setelah kerja. BBM selalu tersedia. Kan diisi umpamanya sopir berangkat setelah digunakan diisi lagi. Dexlite sebenarnya tidak kita rekomendasikan ya karena ada selisih harga. Kalaupun darurat selisih itu tidak boleh dibebankan ke pasien. Harus rumah sakit yang tanggung. Karena mobil itu memang digunakan di kota saja," beber Ridwan.
Soal narasi yang berkembang oknum sopir menurunkan Jenazah bayi di jalan, Ridwan menyebut sebenarnya sopir berencana ganti mobil yang standar Perbup menggunakan pertalite.
"Mungkin ada komunikasi tidak pas antara sopir dengan keluarga pasien. Sampai akhirnya tidak jadi menggunakan ambulans kita," katanya.
Ridwan memastikan, pelayanan terhadap pemulangan jenazah bayi ke Nanga Mau sudah sesuai dengan SOP. Keluarga juga sudah membayar Rp 690.000 ke kasir RSUD untuk ambulance.
"Cuman memang beliau berusaha meminta lebih. Itu diluar pengentahuan kami dan dia sudah minta maaf. Ada konsekuensi ada nanti dari managemen ada aturan kepegawaian akan kami tindkalanjuti. Kami minta maaf memang tidak semua sopir. Ada oknum," ujar Ridwan.
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Sopir Ambulance di Sintang Minta Tambahan Tarif Rp600 Ribu, Jenazah Bayi Terpaksa Diturunkan di SPBU
dan
Suwardi, Sopir Ambulance RSUD Ade M Djoen Sintang Minta Maaf: Kalau Seandainya Dipecat Saya Pasrah
dan
Sopir Ambulance Minta Tarif Tambahan, Manajemen RSUD Ade M Djoen Sintang Minta Maaf