Asri menjelaskan, bahwa jembatan tersebut merupakan akses yang sering digunakan para siswa untuk pergi belajar ke sekolah agama, sehingga mau tidak mau para siswa harus bergelantungan di jembatan tersebut untuk memangkas jarak tempuh
“Iya betul karena di desa sebelah itu ada sekolah agama, (para siswa) jadi harus bergelantungan ke sana. Kalau putar jalan perlu waktu 1,5 jam perjalanan,” ungkap Asri.
Baca juga: Bangun Jembatan Merah Putih, Cara Kodam Diponegoro Wujudkan Mimpi Rakyat
Asri menjelaskan, kerusakan jembatan sudah di musyawarahkan atara kedua desa terdampak.
Nantinya akan di perbaiki menggunakan anggaran kedua desa.
“Kemarin sudah ada musyawarah (desa) mau udunan (patungan) untuk perbaikan jembatan penghubung Desa Neglasari dengan Desa Bantarpanjang,” ungkap Asri. (Kompas.com)