TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga siswa, guru, hingga petani harus bergelantungan saat menyeberangi jembatan miring di Sungai Cikaso.
Pelajar rela bergantungan demi memangkas waktu berangkat dan pulang sekolah
Diketahui, jembatan itu berada di Sukabumi, Jawa Barat yang menghubungkan antara Kampung Cigirang, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong dengan Kampung Pamoyanan, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampang Tengah.
Dilansir dari Kompas.com, sejak rusak diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu, masyarakat dua desa tersebut terpaksa masih memanfaatkan jembatan itu.
Meski dihantui rasa takut dan khawatir tercebur ke Sungai, mereka terpaksa menyeberang sungai itu dengan bergelantungan di jembatan miring tersebut.
"Takut banget, terpaksa saja, Pak," kata Aisyah (28) warga Kampung Pamoyanan Desa Bantarpanjang kepada Kompas.com usai menyeberangi jembatan gantung itu, Selasa (23/7/2024).
"Sudah tiga mingguan nyeberang jembatan gantung ini. Apalagi saat awal-awal aliran sungainya masih deras, takut sekali," katanya.
Setiap hari, Aisyah harus pergi ke kebun di wilayah Kampung Cigirang, Desa Neglasari.
Sebelum jembatan rusak, kalau menyeberang jembatan ia menumpang sepeda motor bersama suami.
"Ada jalan lain tapi lebih jauh dan jalannya juga rusak. Sehingga waktu tempuhnya lebih lama, bisa lebih setengah jam," ujar Aisyah.
Selain para petani yang memanfaatkan jembatan gantung rusak dan miring itu.
Menurut dia, banyak juga pelajar, guru, pedagang, serta masyarakat lain yang harus melakukan hal serupa saat menyeberang sungai itu.
"Yang kasihan anak-anak sekolah, harus bergelantungan saat nyeberang," kata Aisyah.
Wahyu (45) seorang warga, yang juga petani memanfaatkan jembatan gantung miring tersebut untuk pergi ke kebun yang berlokasi di desa seberang.