TRIBUNNEWS.COM - Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar pelatihan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF).
Pelatihan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Riset Grup Biodiversitas dan Genetic Engineering dari di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
Kegiatan pengabdian ini diketuai Dr. Umi Fatmawati, M.Si dengan anggota Dr. Harlita, M.Si, Dr. Slamet Santosa, Dewi Puspita Sari,M.Sc dan Dr. Meti Indrowati dan tim mahasiswa dari Prodi Pendidikan Biologi yaitu Dewi Diharjo, Muhammad Danur Ghifari, Mulyati Syahrul Sumarno, Meirina Nur Maulida, dan Desrini Prapti Nurrohmah.
Ketua tim, Umi menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan kepada warga mengenai pemanfaatan limbah organik rumah tangga sebagai pakan untuk budidaya maggot BSF.
“Maggot BSF mampu mengkonversi sampah organik dengan cepat menjadi protein, dan lebih higienis dibandingkan pembusukan dengan maggot lain,” katanya kepada Tribunnews.com, Selasa (23/7/2024).
Selain untuk menjaga kebersihan lingkungan, lanjut Umi, maggot juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak lele dan unggas karena mengandung protein, lemak dan asam amino esensial yang tinggi.
Pengolahan sampah organik dengan menggunakan maggot juga dapat mengurangi bau pembusukan sampah dan juga menghasilkan produk samping pupuk organik kasgot.
Pelatihan tersebut dihadiri oleh tim dari UNS, praktisi budidaya maggot dari PT Turrima Agro Mas, serta kelompok pemuda Karang Taruna ‘Taruna Tama’ RT 01 RW 03 Karangduren Kecamatan Tengaran.
Penjelasan teknis disampaikan oleh Slameto sebagai narasumber praktisi budidaya maggot yang telah berpengalaman lebih dari 5 tahun.
Baca juga: Pendidikan Biologi UNS Latih Warga Budidaya Hidroponik, Solusi Menanam di Tengah Keterbatasan Lahan
Materi yang disampaikan pada kegiatan ini adalah mengetahui siklus hidup maggot, menyiapkan pakan maggot, menyiapkan biopond dan kandang maggot, serta pemanenan produk maggot. Selain materi, warga juga melakukan praktik penyiapan pakan maggot pada tahap baby maggot dan larva dewasa.
“Dengan menggunakan maggot untuk mengolah sampah dapur maupun sampah ternak, warga bisa memanfaatkan biomassa maggot untuk pakan ternak unggas dan lele yang murah dan kandungan protein yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan ternak,” tandas Umi.
Ketua karang taruna “Taruna Tama” Bagus Seno Pujo Laksono dalam kesempatannya, menyambut antusias kegiatan yang diselenggarakan oleh tim pengabdian masyarakat dari UNS.
“Saya berharap para pemuda dapat berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, yaitu diawali dengan pemilihan sampah dan pemanfaatan sampah dapur menjadi pakan maggot, yang berpotensi untuk dapat dikembangkan menjadi lahan bisnis,” kata dia.
(Tribunnews.com/Endra)