TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari viralnya video anggota DPRD Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang disebut diancam polisi.
Kejadian ini bermula saat wakil rakyat bernama Rafidin itu ditilang pihak berwajib.
Rafidin dan anggota Satlantas sempat cecok dan berakhir video tersebar di medsos.
Belakangan terungkap, SIM-STNK Rafidin mati serta pajak mobil Fortuner miliknya belum dibayar.
Berita selanjutnya, ada kabar ketua ormas di Kebumen, Jawa Tengah, yang mengancam seorang wali murid.
Oknum tersebut terekam melakukan intimidasi dan pengancaman kepada wali murid.
Insiden ini bermula saat wali murid melaporkan dugaan pungli di sekolah anaknya.
Selengkapnya, berikut rangkuman berita populer regional selama 24 jam di Tribunnews.com:
1. Viral Video Anggota DPRD Bima Ancam Polisi Gegara Tak Terima Ditilang, STNK-SIM Mati dan Pajak Telat
Video yang memperlihatkan anggota DPRD Kabupaten Bima cekcok dengan polisi, viral di media sosial.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video tersebar di sejumlah akun Instagram, seperti @interaktive_, Senin (22/7/204).
Pada awal rekaman, tampak seorang anggota polisi menilang pengendara mobil Fortuner.
Baca juga: Kades di Kebumen Bawa Anggota Ormas Geruduk Rumah Warga yang Laporkan Dugaan Pungli di SD Negeri
Belakangan diketahui, dia seorang anggota DPRD Kabupaten Bima bernama Rafidin.
Polisi menunjukkan ketidakpatuhan wakil rakyat itu saat berkendara.
"Fortuner Bapak Anggota Dewan DPRD Kabupaten Bima SNTK mati tahun 2020. Pajak Mati dari 2024," kata polisi ke kamera.
Tidak terima dikuliti, Rafidin kemudian memperingatkan polisi tersebut.
"Tidak perlu dibaca seperti itu hey...hey," kata Rafidin.
"Mau mengancam saya?" kata polisi menjawab ucapan Rafidin.
"Saya mengancam apa? Siapa yang bisa mengancam (polisi)?" timpal Rafidin.
2. Kronologi Pria di Indramayu Tiba-tiba Masuk Mobil lalu Terkunci, Dikira Maling Ternyata ODGJ, Viral
Viral cerita pria di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tiba-tiba masuk ke mobil seseorang.
Tak disangka, pria tersebut terkunci dalam mobil yang terparkir di halaman rumah, Senin (22/7/2024).
Aksinya itu pun membuat warga Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, mengira dirinya adalah pencuri atau maling.
Kejadian tersebut terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, terlihat sejumlah orang mencoba membuka pintu mobil itu.
Kapolres Indramayu, AKBP Ari Setyawan Wibowo, melalui Kapolsek Terisi, AKP Warmad, memastikan pria yang terjebak di mobil itu bukan maling.
“Jadi itu bukan maling, tapi ODGJ (orang dengan gangguan jiwa),” katanya, Senin, dilansir Tribuncirebon.com.
Lebih lanjut, Warmad mengatakan, ODGJ yang masuk ke dalam mobil itu merupakan warga Kecamatan Kandanghaur, Indramayu.
Ia bernama Nurul Fajar Erianto, berusia 35 tahun.
3. Serangan Balik Iptu Rudiana ke Orang-orang yang Bikin Gaduh Kasus Kematian Vina Cirebon
Lama tak kelihatan, Iptu Rudiana, ayah Rizky alias Eky yang jadi korban dalam kasus kematian Vina Cirebon, akhirnya muncul ke publik.
Tak sendiri, ia muncul ke publik dengan pengacara yang ditunjuknya, Elza Syarief.
Bersama Elza Syarief, Rudiana bakal mengambil tindakan kepada orang-orang yang membuat gaduh dalam kasus Vina Cirebon.
Elza Syarief mengatakan, kliennya hilang dalam beberapa waktu belakangan bukanlah kabur.
Namun, ada kode etik yang tak menganjurkan Rudiana untuk berbicara secara bebas.
"Iptu Rudiana sebagai polisi aktif. Dia bekerja seperti biasanya," ujarnya.
Ia menuturkan, segala sesuatunya harus izin atasannya.
"Dia tidak bisa aktif memberi pernyataan-pernyataan seenaknya. Harus ada izin atasannya," sambungnya.
Untuk itu, atas izin atasannya, Rudiana bakal menepis semua kabar yang beredar.
"Karena sudah terlalu simpang siur, maka ditunjuk kuasa hukum untuk berbicara," ungkapnya.
Salah satu hal yang dipermasalahkan yakni kabar Eky bukanlah anak kandung Rudiana.
Selain itu, pihaknya juga akan menanggapi soal pengakuan Dede yang menuturkan ia merupakan suruhan Rudiana untuk memberi keterangan palsu 2016 silam.
4. Fakta Anggota PSHT Keroyok Polisi di Jember, Ketua Cabang Turun Tangan hingga Kata Kapolres
Sejumlah anggota Perguruan Silat Setia Hati Terate (PSHT) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, keroyok personel polisi dari Polsek Kaliwates, Senin (22/7/2024).
Pengeroyokan tersebut dilakukan saat anggota Polsek Kaliwates sedang lakukan patroli sekitar pukul 01.00 WIB.
Kapolres Jember, AKBP Bayu Pratama Gubunagi, menyesalkan kejadian ini.
"Kami menyesalkan atas peristiwa yang terjadi, petugas kepolisian yang bertugas mengamankan kegiatan menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang dari perguruan silat," ujarnya.
AKBP Bayu menceritakan, kejadian bermula ketika lima anggota Polsek Kaliwates sedang melakukan patroli di Jalan Hayam Wuruk, Kecamatan Kaliwates.
Dikutip dari Kompas.com, di lokasi, anggota kepolisian pun menghalau rombongan perguruan silat yang menutup jalan.
Dua anggota polisi, yakni Aiptu Agus Sutikno dan Aipda Kusnadi, turun ke jalan untuk melakukan imbauan.
Sementara, di dalam mobil patroli ada Aipda Parmanto Indrajaya, Bripka Radya, dan Bripka Andra.
Namun, bukannya mengindahkan imbauan untuk menutup jalan, para pesilat justru melempari mobil patroli pakai batu.
Rombongan pesilat dari PSHT tersebut juga makin tak terkontrol hingga mengeroyok Aipda Parmanto.
5. Kades Sekaligus Ketua Ormas di Kebumen Ancam Habisi Wali Murid Imbas Laporkan Pungli di SD Negeri
Seorang kepala desa di Menganti, Kebumen, Jawa Tengah, diduga mengintimidasi wali murid karena melaporkan dugaan pungutan liar (Pungli) di SD negeri ke Polres Kebumen.
Dalam video yang viral, oknum lurah tersebut mengenakan baju ormas Pemuda Pancasila (PP) dan bernama Supono.
Dia terlihat berapi-api dan mengancam akan menghabisi wali murid bernama Sugiyono.
Supono diketahui juga menjabat sebagai ketua ormas.
Dalam video yang beredar luas, tampak cekcok antara lurah berseragam ormas oranye dengan anggota LSM yang membantu wali murid pelapor.
Lurah tersebut tak terima karena orang tua murid melaporkan dugaan pungli di SD.
Bahkan, lurah itu mengusir warganya karena tak mau mencabut laporan itu di Polres.
"Saya sampai kapanpun tidak akan mencabut laporan tersebut," ucap Sugiyono, perwakilan dari LSM yang membantu wali murid.
(Tribunnews.com)