TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kasus perundungan yang menimpa siswi baru SMPN 1 Sindangbarang Cianjur, AD (12).
Dian (53) orang tua AD mengaku kecewa setelah mendengar ada pihak yang berusaha menutupi tindak perundungan terhadap anaknya.
"Kami pihak keluarga korban merasa kecewa bila ada pihak yang menyatakan tidak ada perundungan di SMPN 1 Sinbangarang," ujarnya.
Padahal, lanjut Dian, kasus yang menimpa anaknya jelas-jelas kasus perundungan.
"Padahal Ini adalah jelas kasus perundungan disertai penganiayaan," ucapnya, dikutip dari TribunJabar.id.
Seperti yang diketahui, AD mendapatkan perundungan dari sesama siswi baru saat acara penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Ia menuturkan, perbuatan perundungan tersebut juga diketahui oleh guru yang hadir dalam penutupan MPLS.
"Sungguh zalim apabila ada oknum pihak yang mencoba menutup tutupi kasus penganiayaan dan perundungan ini," lanjut Dian.
Ia menambahkan, sebelumnya juga ada oknum guru yang sebarkan voice note grup alumni dan menyebutkan tak ada aksi perundungan.
"Karena sebelumnya ada oknum guru yang menyebarkan voice note ke grup alumni dan menyebutkan tidak ada aksi perundungan," ucapnya.
Meski begitu, pihak sekolah sudah menjenguk korban dan mengakui ada kelalaian saat MPLS.
Baca juga: Sekolah Bantah Ada Perundungan di SMPN 1 Sindangbarang Cianjur, Sebut Ada Surat Perjanjian
"Pihak sekolah sudah mengakui adanya kelalaian dalam pelaksaan MPLS, dan telah melakukan permohonan maaf pada keluarga," ucapnya.
Sebut Tak Ada Perundungan
Diwartakan sebelumnya, pihak sekolah menampik adanya aksi perundungan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kabid SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin.
Setelah mendengar kabar ini, pihaknya pun langsung datang ke sekolah dan meminta keterangan terkait kasus perundungan ini.
"Saya kemarin sudah mendatangi langsung ke SMPN 1 Sindangbarang. Ketika itu semuanya saya tanya, mulai dari panitia MPLS, kesiswaan, guru-guru dan kepala sekolah," ucap Helmi.
Namun, beberapa pihak yang dimintai keterangan tak menyatakan adanya perundungan.
"Tapi dalam kita menerima adanya surat perjanjian antara korban AD dan S, tapi surat tersebut maksudnya belum diketahui maksudnya seperti apa," kata Helmi, dikutip dari TribunJabar.id.
Padahal, sebelumnya pihak sekolah menyatakan ada perundungan yang menimpa AD.
Keterangan tersebut diungkapkan Helmi sebelum pihaknya mendatangi pihak sekolah.
Sebelum mendatangi SMPN 1 Sindangbarang, ia menghubungi sekolah dan pihak sekolah membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Informasi sementara iya mereka membenarkan kejadiannya. Untuk lebih mengetahuinya lebih jelas besok saya akan mendatangi sekolah tersebut," kata Helmi saat dihubungi TribunJabar.id, Minggu (21/7/2024).
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Keluarga Korban Bullying di SMPN 1 Sindangbarang Cianjur Kecewa Ada yang Bilang Tak Ada Perundungan
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Fauzi Noviandi)