TRIBUNNEWS.COM - Polisi belum menyimpulkan penyebab kematian ibu dan anak yang ditemukan tinggal kerangka di rumah yang terletak di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Warga terakhir melihat ibu dan anak bernama Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Immanuel (24) pada tahun 2018.
Selama ini warga tak pernah mencium aroma busuk dari rumah yang sudah terbengkalai.
Dalam proses olah TKP, penyidik menemukan tulisan di tembok diduga pesan Indah Hayati dan Elia sebelum meninggal.
Pesan tersebut ditujukan untuk suami Indah Hayati, Mudjoyo Tjandra.
Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, mengaku masih menyelidiki tulisan di tembok dan mencocokkan dengan tulisan korban yang lain.
"Tulisan-tulisan tangan itu sebagai bukti penunjang, ya. Kita nanti akan mencocokkan antara bukti yang ada di dalam tembok dengan tulisan di dalam buku," bebernya, Selasa (30/7/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
Penydidik belum dapat menyimpulkan maksud dari tulisan di tembok dan masih fokus menyelidiki penyabab kematian korban.
"Sebenarnya sudah ada dan kita bisa menyimpulkan, tapi itu tadi, kita harus tahu dulu penyebab kematian," sambungnya.
Tulisan di tembok menjadi salah satu barang bukti untuk mengungkap penyebab kematian hingga waktu kematian.
“Memang sudah ada bukti-bukti penunjang dan bukti-bukti petunjuk untuk memastikan apa penyebab kematian dari kedua korban tersebut. Baru kita bisa menjelaskan nih, kalau sekarang kan hanya persepsi," tandasnya.
Baca juga: Kerangka Ibu dan Anak Ditemukan Suami, Pisah Rumah Sejak 2015, Baju dan Sisa Air jadi Barang Bukti
"Nanti kita masih akan terus melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan keterangan dari saksi-saksi tersebut," pungkasnya.
AKBP Tri Suhartanto menyatakan Mudjoyo Tjandra masih berstatus suami, namun sudah pisah rumah sejak 2015.
"Menurut keterangannya (suami) masih pisah rumah, jadi belum ada perceraian, tapi memang suaminya sudah keluar dari rumah ini semenjak tahun 2015," jelasnya.
Isi Tulisan di Tembok
Diduga tulisan yang ada di dinding merupakan curhatan ibu dan anak laki-lakinya sebelum meninggal.
Tulisan pertama merupakan pesan ibu yang meminta rumah dijadikan masjid.
"Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya."
Tulisan selanjutnya berisi curhatan Iguh Indah Hayati yang ditelantarkan suaminya, Mudjoyo Tjandra.
Baca juga: Fakta Baru Temuan Kerangka Ibu dan Anak: Ada Curhatan di Tembok, Singgung soal Masjid
Selama ini mereka tak pernah diberi nafkah lantaran Mudjoyo Tjandra memilih menikah lagi dengan istri ketiganya.
"Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketiga mu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? Yang dari Ciamis yang foto bersamamu itu."
"Dipajang di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri pertamamu yang bernama Leony Maria Theressia."
Kemudian tulisan ketiga merupakan coretan dari anak laki-laki yang tak pernah diberi uang sekolah.
"Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah."
"Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya Tuhan yang sempurna."
Baca juga: Sosok Ibu yang Ditemukan Tinggal Kerangka Bersama Anak, Terakhir Ngobrol dengan Teman 5 Tahun Lalu
Kondisi Rumah
Warga terakhir bertemu dengan mereka sebelum pandemi Covid-19.
Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian Indah Hayati dan Elia Immanuel.
Rumah mereka tampak terbengkalai, sehingga warga mengira tak ada penghuni di dalamnya.
Bahkan, di pagar rumah terdapat tulisan 'rumah dijual' lengkap dengan nomor pemiliknya.
Cat rumah sudah mulai pudar dan bagian luar rumah dipenuhi tumbuhan liar.
Seorang warga bernama Suryati (54), menyatakan ibu dan anak yang ditemukan meninggal, jarang bersosialisasi semasa hidup.
Baca juga: Olah TKP Penemuan Kerangka Ibu dan Anak di KBB, Polisi Ambil Sejumlah Barang Bukti dari dalam Rumah
"Terakhir ketemu sebelum Corona, saya lupa tahunnya, itu pun tidak sama sekali ngobrol, kalau mau kerjanya juga hanya lewat saja," bebernya, Senin (29/7/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
Mereka sempat meminta surat pindah ke RT setempat, sehingga warga mengira rumah sudah tak berpenghuni.
Selain itu, warga tak penah mencium bau jasad dan tak menaruh curiga dengan kondisi rumah Indah Hayati dan Ela.
"Meraka hanya berdua di rumah karena domisilinya di sini sudah lama. Tapi setahu saya enggak ada keluarga lain di sini," tukasnya.
Selama ini banyak yang berniat membeli rumah terbengkalai itu, namun nomor yang dicantumkan tidak aktif.
"Tapi katanya pas menghubungi nomor yang dicantumkan tidak aktif, kami juga tidak tahu kan. Jadi semuanya sudah tahu rumah tahu kosong," tandasnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Periksa Rumah Penemuan Kerangka Ibu dan Anak di Bandung Barat, Polisi Temukan Petunjuk Penting
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Hilman Kamaludin)