Sementara saudara yang lain, ia tidak tahu di mana keberadaanya.
"Ya wis (suah) tidak ingat lagi semua. Sudah nganu, kelalen (lupa). Kalau ke Jombang saya tidak ada yang dituju. Mungkin saja saudara saya sudah meninggal semua. Saya tidak tahu," ujarnya.
Baca juga: Kisah Persahabatan 2 Pria Berakhir Usai Tebak-tebakan Ayam atau Telur Duluan, KM Tewas di Tangan D
5. Hidup Menumpang di Perbatasan RI-Malaysia
Mbah Rupiah hidup sebatang kara di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Kabupaten ini merupakan wilayah paling utara dari provinsi Kalimatan Utara.
Tidak ada yang tahu persis, bagaimana cerita lengkap Mbah Rupiah bisa berada di perbatasan RI-Malaysia ini.
Sudah lebih dari lima bulan, ia ditampung di rumah Ketua Paguyuban Keluarga Jawa (Pakuwaja), Purnomo Putro, di Sei Bilal, Nunukan.
Purnomo menceritakan, ia menampung Mbah Rupiah setelah dihubungi oleh warga lantaran ada lansia dari Pulau Jawa yang terlantar di Nunukan.
Ia mempersilakan untuk dibawa ke rumahnya untuk ditampung sementara, sembari menunggu tindak lanjut laporannya ke Dinas Sosial Nunukan.
6. Sempat Tak Bisa Jalan hingga Buang Air Sembarangan
Ketika dibawa oleh Purnomo ke rumahnya, Rupiah sempat tidak bisa jalan karena habis jatuh.
"Waktu dibawa ke rumah, nenek Rupiah tidak bisa jalan karena habis jatuh. Jalannya ngesot. Saya panggilkan tukang urut, dua kali diurut. Alhamdulillah, sudah bisa jalan," ujar Purnomo, dikutip dari TribunJabar.id.
Bahkan ketika kakinya sembuh, ia bisa berjalan bolak balik keluar masuk rumah, puluhan kali.
Purnomo mengatakan jika datang pikunnya, anak-anaknya suka dibentak.
Apalagi kalau tidak nurut bisa dipukul sapu atau benda tumpul lainnya.
Namun, hal tersebut dimaklumi oleh Purnomo karena Rupiah adalah orang tua.