Satu porsi sate lengkap dengan nasi dan es teh, harganya Rp 45.000.
Sementara ia harus membayar lebih mahal jadi Rp60.000.
Usai komplain, pada akhirnya konsumen membayar Rp476.000.
Respons Bupati
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha meminta para pedangan untuk tidak mengepruk harga ke konsumen.
Menurutnya, perilaku pedangan nakal bisa membuat konsumen tak mau berkunjung lagi.
"Kami minta kepada pedagang siapapun ya jangan seperti itu, siapapun pembelinya harganya harus yang umum semua."
"Kalau seperti itu berpengaruh ke pengunjung yang lain, nanti kapok," katanya, dikutip dari TribunJateng.com.
Terakhir, Ngesti Nugraha menyarankan agar para pedangan menempel harga jualannya.
Harapannya agar konsumen mengetahui dan tidak terjadi salah paham.
“Harapannya nanti daftar harganya tercantum. Misal makanan jenis A sekian, jenis B sekian,” tandasnya.
Bantah kepruk konsumen
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang menggelar pertemuan guna menindak lanjuti komplain konsumen di Alun-alun Ungaran.
Pertemuan tersebut menghadirkan pemilik warung sate Indarso (70).
Indarso dalam kesempatannya membantah mengepruk konsumen dengan harga lebih malah.
"Saya pastikan harga makanan yang saya jual masih wajar," ujar katanya, dikutip dari TribunJateng.com.