Hasil patungan kemudian digunakan untuk mengaji satpam berjumlah 40 orang di kawasan tersebut.
Mekanisme patungan iuran kemanan diketahui sudah berlangsung lama.
Perwakilan warga melanjutkan, permasalahan mulai muncul saat warga hendak menaikkan iuran kemanan pada Januari 2024.
"Kami menganggap sekian tahun tidak naik. Karena satpam gaji di bawah UMR. Gaji satpam awalnya Rp 2,5 juta menjadi Rp 3 juta."
"Setelah dinaikkan, Petra tidak setuju," urai perwakilan warga.
Adapun alasan Sekolah Petra dikenai iuran karena sekolah tersebut menggunakan akses jalan di tiga RW di Kelurahan Manyar Sabrangan, Surabaya, Jawa Timur.
Perwakilan RW melaporkan, lebih dari 1.000 kendaraan melewati akses jalan saat waktu masuk dan pulang sekolah siswa.
Sehingga warga merasa terganggu dengan aktivitas Sekolah Petra berujung penutupan akses jalan.
"Pasti macet di sini. Dan sudah mengalami begini bertahun-tahun. Puncaknya bulan Januari, Petra tidak mau bayar," kata perwakilan warga.
Atas permasalahan ini, Petra disarankan untuk membuat akses jalan yang tidak melewati kompleks perumahan warga.
Petra bisa membeli atau membebaskan tanah milik warga untuk dibangun akses jalan.
"Monggo Petra membuat akses jalan di belakang (sendiri)," kata dia.
Baca juga: Viral, Pria Mabuk Mengamuk Tantang Warga Berkelahi Sambil Ngaku Anggota BIN
Alasan keberatan pihak Petra
Perwakilan Sekolah Petra dalam kesempatannya mengungkap alasan tidak ingin membayar iuran kemanan.
Ia menegaskan, akses jalan yang dipermasalahan adalah fasilitas umum untuk digunakan bersama.