Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Hasil pemeriksaan forensik tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang dialami Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24) yang mayatnya ditemukan tinggal kerangka di Kompleks Tanimulya Indah, RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto mengatakan, meski hasil pemeriksaan forensik, tak ada tanda-tanda kekerasan namun pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan (kerangka) secara menyeluruh dari tim forensik.
"Pemeriksaan yang dilakukan tim forensik terhadap untuk memastikan identitas dan mengungkap penyebab kematian," kata Tri saat dihubungi Tribun Jabar, Minggu (4/8/2024).
Selain itu, tim forensik juga telah mengidentifikasi jenis kelamin dan umur kedua kerangka itu.
Untuk kerangka pertama berjenis kelamin perempuan dengan tinggi badan antara 160 sentimeter hingga 170 sentimeter, usia antara 50 tahun hingga 60 tahun.
Baca juga: Curhatan Indah sebelum Ditemukan Tewas Tinggal Kerangka, Ceritakan Masalah Suami ke Pak RT
"Sedangkan kerangka kedua berjenis kelamin laki-laki dengan tinggi antara 150 sentimeter hingga 160 sentimeter dengan usia antara 15 tahun hingga 20 tahun," kata Tri.
Ia mengatakan, kepastian jenis kelamin dan usia dari dua kerangka itu berdasarkan hasil pemeriksaan lingkar pinggul yang dilakukan dokter forensik, sehingga bisa dipastikan secara saintifik terkait jenis kelaminnya.
Setelah mengetahui jenis kelamin dan usia korban, kata Tri, tim forensik akan mengecek identitas korban dan penyebab kematian melalui tes DNA dan toksikologi yang akan dilakukan oleh Puslabfor Mabes Polri.
"Tinggal sekarang yang kita tunggu adalah hasil tes DNA dan toksikologi oleh Puslabfor Mabes Polri. Itu untuk memastikan identitas dan penyebab kematian," ucapnya.
Dari hasil olah TKP, kata Tri, pihaknya juga mastikan tidak ada noda yang ditemukan di dua kerangka tersebut, tetapi hanya terdapat tanah dan debu yang diduga bekas pembusukan kulit.
Pamit Pindah ke Sumedang
Ketua RT setempat, Bambang Daryanto menuturkan, ia dan Bu Indah sempat berinteraksi sebelum ibu-anak ditemukan meninggal dunia.
Indah sempat curhat terkait masalah keluarga yang dihadipi bersama suaminya, Mudjoyo Tjandra.
"Katanya bahwa suaminya (Mudjoyo) sudah tidak menafkahi lagi lah gitu. Terus berinteraksi juga pernah juga saya ditanya oleh pihak sekolah kenapa anak itu tidak datang saat ujian," ujarnya, dikutip dari TribunJabar.id.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, Bambang berinisiatif untuk mendatangi rumah keduanya.
"Saat saya datang ke rumahnya memang masih ada tapi lihat rumahnya sudah dalam keadaan berantakan.
Saya tanyakan kalian tidur di sini? Jawabannya iya," kata Bambang.
Baca juga: Update Penemuan Kerangka Ibu dan Anak: 11 Saksi Diperiksa, Pesan Kematian Ditemukan di Flashdisk
Sekitar tahun 2018/2019, Indah mendatangi Bambang untuk pamit pindah ke daerah Sumedang.
Di pertemuan terakhir dengan Bambang tersebut, Indah juga meminta surat perpindahan domisili.
"Dari situ saya sudah tidak mendapatkan kabar apa-apa lagi.
Kemudian saya lihat di rumahnya ada plang mau dijual," ucapnya.
Bambang tak pernah bertemu lagi dengan Indah dan anaknya hingga akhirnya pada awal tahun 2024 ini, suami Indah datang.
Namun, ia tak bisa masuk ke rumah lantaran rumahnya terkunci.
"Saya bilangin (Indah dan Imanuel) sudah lama sekali pindah,"
"Abis itu dia minta izin untuk mendobrak rumah karena digembok, tapi saya bilang ngapain kan itu rumah kamu sendiri," ujar Bambang.
Lalu, pada 29 Juli 2024 yang lalu, Mudjoyo datang kembali ke rumah tersebut dan mendobrak pintu bersama warga.
Di momen itu lah, Indah dan anaknya ditemukan meninggal dunia di dua kasur berbeda dan kondisinya sudah tinggal kerangka.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BOCORAN Hasil Pemeriksaan Forensik pada Kerangka Ibu dan Anak di Bandung Barat, Korban Kekerasan?