TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari viralnya video mahasiswa diinjak saat demo tolak pengesahan UU Pilkada di Bengkulu.
Pada rekaman terlihat seorang pria berkemeja memukul dan menginjak mahasiswa dari Universitas Bengkulu (Unib).
Belakangan terungkap, pelakunya bernama Yoki Ramadansyah yang bertugas sebagai tenaga honorer keamanan di Gedung DPRD Provinsi Bengkulu.
Yoki dalam pertanyaan terbarunya mengaku salah dan sudah meminta maaf.
Berita regional selanjutnya datang dari kasus penemuan mayat bocah 6 tahun dalam karung di Kota Pontianak.
Korban berinisial AN sempat dilaporkan hilang sebelumnya.
Setelah dilakukan pencarian, mayat AN ditemukan dalam karung yang tergeletak di samping rumahnya.
Berikut rangkuman berita populer regional selama 24 jam di Tribunnews.com:
1. Viral Video Mahasiswa Diinjak Saat Demo Tolak UU Pilkada di Bengkulu, Terungkap Sosok Pelakunya
Video kericuhan demo tolak pengesahan revisi UU Pilkada di Kota Bengkulu, Bengkulu, viral di media sosial.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video tersebut diunggah oleh akun Instagram @bem_kbm_unib pada Kamis (23/8/2024).
Hingga hari ini, Jumat (23/8/2024), video sudah ditonton lebih dari puluhan ribu kali.
Pada awal rekaman terlihat para mahasiswa sedang melakukan aksi demo di depan Gedung DPRD Bengkulu.
Kala itu, perwakilan mahasiswa menyampaikan orasinya.
Tiba-tiba suasa menjadi ricuh karena ada beberapa orang berusaha membubarkan demo.
Terlihat seorang pria berkemeja memukul mahasiswa hingga terjatuh.
Tidak berhenti di situ, oknum tersebut menginjak peserta demo.
Keributan yang awalnya berada di luar, mulai menjalar ke dalam gedung DPRD Bengkulu.
BEM Universitas Bengkulu (Unib) dalam keterangannya menyebut, aksi kekerasan dilakukan oleh oknum polisi dan pihak kemanan internal DPRD.
"Aksi awalnya berlangsung damai, meski ada penolakan dari tenaga keamanan DPRD Provinsi Bengkulu yang menghadang kami.
Kami tetap melaksanakan aksi sampai sekitar ba'da magrib pihak dari tenaga keamanan DPRD Provinsi Bengkulu dan Pihak kepolisian mulai melakukan aksi represifitas berupa dorongan dan pemukulan. 3 Rekan kami mengalami luka-luka akibat tindakan represifitas tersebut," kata Unib dikutip dari akun Instagram-nya.
Sementara itu, Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Unib, Yoanda Audritama (23) membenarkan telah terjadi aksi pemukulan.
2. Jasad Wanita Tak Utuh Ditemukan di Brebes, Anjing Pelacak Cari Potongan Tubuh Lain
Polres Brebes masih menyelidiki kasus penemuan jasad perempuan bernama Karni (40) yang ditemukan dalam kondisi tak utuh.
Kapolres Brebes, AKBP Achmad Oka Mahendra, mengatakan anjing pelacak diterjunkan untuk menemukan anggota tubuh yang hilang dari perut hingga kaki.
Proses pencarian dilakukan sejak jasad pertama kali ditemukan pada Senin (19/8/2024) lalu.
"Awalnya ditemukan memang dalam kondisi yang tidak utuh. Ada bagian yang saat ini kami masih lakukan pencarian."
"Kami kerahkan tim anjing pelacak untuk mencari bagian tubuh yang belum ketemu," ucapnya, Kamis (22/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.
Penyidik belum dapat menyimpulkan penyebab kematian Karni.
Sejumlah barang bukti dikumpulkan untuk mengungkap kasus ini.
"Disamping itu, Satreskrim sudah melakukan penyelidikan termasuk mencari alat bukti yang lain."
"Siapa tahu ada tindak pidana yang menimpa wanita tersebut," lanjutnya.
Jenazah telah dibawa ke RSUD Brebes untuk proses autopsi.
"Masih proses nanti biar tim dokter dan penyidik yang menyampaikan secara langsung, memastikan yang menjelaskan apa penyebab kematiannya," tuturnya.
3. Fakta-fakta Dukun Palsu Tipu Wanita hingga Rp88 Juta, Modus Diminta Lepas Baju untuk Bersihkan Aura
Seorang pria mengaku sebagai dukun yang telah menipu perempuan asal Bandar Lampung, ditangkap Polda Lampung.
Pria tersebut diketahui bernama Endang (38), warga Serang, Banten.
Adapun korbannya, seorang perempuan berinisial HE/
Kasus ini bermula saat korban melapor polisi pada 23 April 2024 lalu.
Ditreskrimsus Polda Lampung, Komisaris Besar (Kombes) Donny Arief Praptomo, menjelaskan awal mula tersangka kenal korban.
Ia mengatakan tersangka mengenal korban melalui grub WhatsApp.
Baca juga: Butuh tenaga kerja terbaik untuk bisnismu? Cari di sini!
"Jadi korban dan tersangka ini memang satu grup whatsapp keluarga yang sama dengan nama grup Jamani," Kata Donny konpers, Kamis (22/8/2024, dilansir Tribunlampung.co.id.
"Korban dimasukkan oleh seseorang ke WhatsApp grup dan terjadilah perkenalan tersebut," sambungnya.
Kemudian, Endang mengaku melihat gangguan makhluk halus dalam jiwa korban melalui foto yang dikirim.
"Tersangka mengaku bisa mengobati secara spiritual terhadap korban," ujar Donny.
Akhirnya Endang minta kepada HE untuk dikirimkan uang sebesar Rp60 Juta untuk menghilangkan aura negatif.
Korban langsung percaya dan mengirimkan sejumlah uang kepada dukun tersebut.
Setelah itu, mereka melakukan panggilan video dengan dalih pengobatan virtual.
4. Ketika Budayawan, Akademisi, hingga Alam Ganjar Turun ke Jalan Tolak Revisi UU Pilkada di Jogja
Aksi turun ke jalan untuk tolak revisi UU Pilkada di Yogyakarta tak hanya dihadiri oleh mahasiswa saja.
Dosen dari sejumlah universitas, budayawan Butet Kertaredjasa hingga Alam Ganjar pun ikut turun dalam aksi tolak revisi UU Pilkada, Kamis (22/8/2024).
Butet yang hadir di gerakan "Jogja Memanggil" mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersatu melawan ketidakadilan.
“Situasi negara kita saat ini sudah darurat. Konstitusi kita telah dirusak, dan ini adalah ancaman serius bagi kehidupan bersama,” tegasnya, dikutip dari TribunJogja.com.
Butet juga melontarkan kritik tajam terhadap langkah DPR RI yang menggelar rapat mendadak.
Hal tersebut dinilai sebagai sebuah skenario jahat untuk menggagalkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca juga: Butuh tenaga kerja terbaik untuk bisnismu? Cari di sini!
"Kalau MK, ya sudah kita manut keputusanya, dan yang bisa mengubah keputusan MK siapa, ya MK sendiri bukan Baleg yang boneka itu."
"Itu 100 persen boneka. Mosok kita dikibulin mau," ujarnya.
Kepada Kompas.com, Butet mengatakan bahwa ia turun ke jalan bukan karena rasa kebencian terhadap seseorang.
Ia turun ke jalan bersama sejumlah seniman untuk menyelamatkan bangsa dan negara.
"Untuk mengembalikan negara. Ini bukan kebencian, tetapi untuk menyelamatkan bangsa yang bertugas seluruh rakyat apa pun profesinya," ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa putusan MK tak terbantahkan.
"Minimal kita harus percaya MK tidak terbantahkan, apa yang diputuskan tidak terbantahkan," pungkasnya.
5. Sempat Hilang, Bocah 6 Tahun di Pontianak Ditemukan Tewas dalam Karung Samping Rumahnya
Seorang anak berinisial AN (6) ditemukan tewas dalam karung samping rumahnya di Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Anak yang masih bersekolah di jenjang Sekolah Dasar (SD) ini diduga menjadi korban pembunuhan.
Ketua RT tempat korban tinggal, Yana menjelaskan kronologi penemuan mayat AN.
Menurutnya korban ditemukan pada Kamis (22/8/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.
Penemuan korban menggegerkan warga karena anak tersebut sebelumnya dilaporkan hilang, kini ditemukan meninggal dalam karung samping rumahnya.
Warga sontak berdatangan ke lokasi kejadian.
Kondisi korban saat ditemukan sudah bengkak dan menimbulkan bau tak sedap.
"Ditemukannya habis magrib gitu lah di samping rumah dan sudah agak bau dan bengkak," kata Yana, dilansir Tribunpontianak.co.id.
Yana mengatakan korban dimasukkan dalam karung dan ditumpuk dengan beberapa benda.
"Posisinya dalam karung, terus ditutup mengunakan jas hujan, terus ditutup lagi dengan pakaian kotor, dan terakhir ditutup lagi menggunakan keramik," tuturnya.
Setelah itu, korban langsung dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Anton Soejarwo.
(Tribunnews.com)