TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) gelar demo di depan Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek, Jawa Timur, Senin (26/8/2024).
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Trenggalek tersebut demo setelah pelantikan anggota DPRD Trenggalek masa jabatan 2024-2029.
Mereka demo untuk mengkritisi wakil rakyat, terutama Baleg DPR RI yang sempat ingin merevisi UU Pilkada dan mengabaikan putusan MK (Mahkamah Konstitusi).
Demonstran sempat memita semua anggota DPRD Trenggalek yang baru dilantuk untuk keluar dari pendopo.
Para mahasiswa ingin para anggota DPRD Trenggalek yang merupakan wakil rakyat dilantik di depan masyarakat yang telah memilihnya.
Sayangnya, permintaan tersebut hanya dituruti oleh 7 anggota DPRD Trenggalek, satu di antaranya adalah Ketua DPRD Trenggalek sementara, Doding Rahmadi.
7 anggota DPRD Trenggalek tersebut kembali diambil sumpah jabatannya oleh para mahasiswa di depan Pendopo Manggala Praja Nugraha dengan mengikuti kata-kata yang diucapkan oleh mahasiswa.
Pelantikan tersebut ditutup dengan penyiraman air bunga ke tangan anggota DPRD Trenggalek yang kemudian diusapkan ke wajah.
Namun khusus untuk Doding, mahasiswa menyiramkan langsung air bunga ke Kepala Sekretaris DPC PDI Perjuangan Trenggalek tersebut.
Koordinator GMNI Trenggalek, Mamik Wahyuningtyas menuturkan, sikap dari DPR RI yang ingin merevisi UU Pilkada dinilai sebagai bukti pengkhianatan terhadap konstitusi.
"Mereka telah mengangkangi putusan MK dengan merevisi Undang-undang Pilkada yang di mana itu untuk kepentingan pribadi," kata Mamik, Senin (26/8/2024).
Baca juga: Bertemu Zulhas dan Gibran Saat Ramai Artis Lain Ikut Demo, Raffi Ahmad Sebut Sedang Bantu Adiknya
Di sisi lain, Mamik mengapresiasi keberanian 7 anggota DPRD Trenggalek menemui mahasiswa hingga berkenaan untuk dilantik di sela-sela aksi unjuk rasa.
"Kami berterima kasih kepada dewan yang telah terjun ke sini, prosesi pelantikan kedua, yang mana yang melantik adalah rakyat, itu juga membuktikan mereka peduli dengan masyarakat bawah," lanjutnya.
Sementara itu, Doding mengapresiasi keberanian mahasiswa Trenggalek yang konsisten menyuarakan aspirasi-aspirasinya.
Menurut Doding, mahasiswa merupakan kontrol sosial bagi pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif, ketika kerja pemerintah lamban.
"Untuk isu nasional tentu kita tunduk dengan keputusan MK. Sedangkan untuk isu lokal kita dituntut untuk menjadi lebih baik dibandingkan periode kemarin," ucap Doding.
Salah satunya adalah agar DPRD lebih melibatkan masyarakat dalam penyusunan Perda dan kebijakan lainnya.
"Selama ini kita sudah libatkan masyarakat dalam uji publik, namun mungkin menurut teman-teman masih kurang sehingga bisa ke depannya kita tingkatkan lagi," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Mahasiswa Guyur Kepala Doding Rahmadi dengan Air Bunga, Anggota DPRD Trenggalek Dilantik Dua Kali