TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya ayah dokter Aulia Risma Lestari (30), Mohamad Fakhruri (65).
Kondisi kesehatan Mohamad Fakhruri menurun setelah mengetahui dokter Aulia tewas di kamar kos pada Senin (12/8/2024) lalu.
Mohamad Fakhruri sempat mengikuti proses pemakaman dokter Aulia pada Selasa (13/8/2024).
Setelah pemakaman, Mohamad Fakhruri dilarikan ke RSU Islam Harapan Anda, Tegal dan dirujuk ke RSUD Kardinah, Tegal.
"Yang wafat adalah bapaknya. Dia masuknya ke rumah sakit memang sesudah kematian putrinya. Sudah, lah, enggak enak kita ngomonginnya," ucap Budi Gunadi, Selasa (29/8/2024).
Budi Gunadi dan sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan sempat membesuk Mohamad Fakhruri saat dirawat di RSUD Kardinah.
Kemudian, Mohamad Fakhruri dirujuk ke RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta lantaran kondisi kesehatannya terus memburuk dan adanya dugaan bullying yang dialami dokter Aulia.
"Jadi waktu saya pulang langsung bapaknya dibawa ke RSCM. Jadi mereka sudah ada di RSCM sekitar tiga hari karena memang kondisinya berat. Jadi tadi malam sekitar jam 01.00 WIB wafat," tukasnya.
Kemenkes membantu proses penyelidikan dugaan bullying yang mengakibatkan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi di Universitas Diponegoro (Undip) tewas.
"Saya minta didokumentasikan biar polisi yang menyelidiki. Sudah, sudah. Diary, Whatsapp, chat, banyak sekali. Itu nanti bisa tanya polisi (apakah terbukti korban bullying atau tidak)," imbuhnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Tegal, Dadang Somantri turut mendatangi rumah duka dan mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Mohamad Fakhruri.
Baca juga: Ayah Susul Dokter Aulia Ke Tempat Peristirahatan Terakhir, Dikebumikan di Samping Makam Putrinya
Ia belum dapat menyimpulkan meninggalnya Mohamad Fakhruri berhubungan dengan kematian dokter Aulia.
Pemkot Tegal menyerahkan proses penyelidikan ke kepolisian.
"Kita menunggu saja hasil dari penyelidikan sejauh mana. Karena kami memiliki keterbatasan untuk bisa berpendapat atas apa yang terjadi," bebernya.
Adik Mohamad Fakhruri, Miftahudin, meyatakan Mohamad Fakhruri meninggal karena sakit dan dimakamkan di samping kuburan dokter Aulia di TPU Panggung Kota Tegal.
Miftahudin menjelaskan, Mohamad Fakhruri meninggalkan seorang istri dan anak perempuan adik dokter Aulia.
"Anaknya dokter semua. Adiknya almarhumah dokter Aulia juga seorang dokter," bebernya.
Baca juga: Menkes Ucapkan Belasungkawa Atas Meninggalnya Ayah Dokter Aulia Risma Lestari
Ketua RT setempat, Abdul Rozak (60) mengatakan Mohamad Fakhruri merupakan sosok yang dikenal baik di lungkungan dan dermawan.
"Almarhum adalah teman masa kecil saya. Dia sangat dermawan," ucapnya.
Curhatan Dokter Aulia
Dokter Aulia Risma Lestari (30) ditemukan tewas di kamar kosnya yang terletak di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024).
Di kamar kos ditemukan buku catatan yang berisi curhatan dokter Aulia selama menjalani PPDS Anastesi di Undip, Semarang.
Bahkan, dokter Aulia ingin mengajukan pengunduran diri karena tertekan selama menjadi calon dokter spesialis.
Beredar kabar, wanita asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut batal mengajukan pengunduran diri lantaran tak dapat membayar denda Rp500 juta.
Baca juga: Polisi Bentuk Tim Khusus untuk Investigasi Kasus Kematian Aulia Risma Lestari
Sekretaris Daerah Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono, mengaku tidak mengetahui denda yang harus dibayarkan dokter Aulia jika melanggar peraturan program beasiswa.
Menurutnya, program beasiswa diberikan Kemenkes RI dan bukan dari Pemkot Tegal.
Selama seseorang mendapat program beasiswa, seluruh biaya kuliah hingga uang saku ditanggung APBN.
"Terkait adanya denda atau penalti, saya tidak tahu," bebernya, Senin (19/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.
Sebelum menjalani PPDS, dokter Aulia bekerja di RSUD Kardinah Tegal.
Ia menjelaskan dokter Aulia merupakan salah satu tenaga medis yang dipercaya dapat mengisi kekurangan SDM di bidang spesialisasi anestesi.
"Dia dokter IGD yang baik, kinerjanya juga bagus. Dalam penugasan di bagian casemix juga oke," imbuhnya.
Plt. Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal, dokter Lenny Harlina Herdha Santi, mengatakan Aulia merupakan dokter yang memiliki etos kerja tinggi.
Baca juga: 5 Fakta Tewasnya Dokter Aulia: Hasil Visum hingga Buku Catatan Ditemukan di Kamar Kos
Di tempat kerja, Aulia dikenal sebagai sosok yang santun, baik dan rajin.
"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian beliau. Kami sampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga dan civitas organisasi IDI dan juga RSUD Kardinah," ucapnya, Kamis.
PPDS Anestesi sudah ditempuh Aulia selama 2 tahun.
Menurut dokter Lenny, Aulia memiliki penyakit hernia nukleus pulposus (HNP) yang diduga memperberat kondisi kesehatan mentalnya.
"Mari tidak ikut berspekulasi, fokus saja mendoakan almarhumah dan keluarganya," katanya.
Disclaimer:
Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri, layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan itu.
Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Mohamad Fakhruri Meninggal, Ayah Almarhumah dr Aulia Risma Dimakamkan Berdampingan di TPU Tegal
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Muh Radis/Iwan Arifianto)