"Di handphone IS yang kami sita ada dokumentasi video-video dewasa,"
"Itu sebagai bentuk tersangka mengeksplorasi nafsu," ujarnya.
Kombes Harryo menuturkan film dewasa tersebut juga jadi pemicu tindakan IS.
"Salah satu penyebab utama secara psikologi, motif peristiwa tindak pidana ini adalah yang bersangkutan mengobral nafsu birahi dengan mengumpulkan film-film biru," ujar Harryo.
Bangga Ceritakan Pembunuhan
Kombes Harryo Sugihhartono menceritakan awal mula kasus pembunuhan ini.
Bermula dari salah satu pelaku, IS, yang baru kenal selama dua minggu melalui HP dengan korban.
Keduanya pun menjalin kasih setelah kenal dua minggu tersebut.
Sebelum pembunuhan, IS dan korban sempat bertemu untuk melihat pentas Kuda Lumping bersama tiga pelaku lainnya.
Setelah selesai, empat pelaku dan korban menuju ke Krematorium Sampurna yang berada di dekat TKP.
Mengutip TribunSumsel.com, di sana korban dibekap oleh para pelaku hingga tewas.
Tak sampai di situ, para pelaku merudapaksa korban setelah korban tak bernyawa.
Baca juga: Sosok Tersangka Utama Kasus Rudapaksa Siswi SMP di Palembang, Korban Tewas Kehabisan Napas
Setelah melancarkan aksi tersebut, korban digotong ke TKP penemuan.
Di lokasi tempat penemuan korban, para pelaku kembali melakukan rudapaksa bergiliran lalu ditinggalkan di tempat tersebut.
"Korban sengaja dipindah tempatkan agar tidak diketahui oleh orang lain. Dari tempat kremasi ke TKP penemuan mayat, berjarak sekitar 30 menit, disana korban lagi-lagi dirudapaksa," tegasnya.