TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Abdul Karim Putra Wibowo (13), santri Pondok Pesantren Tahfidz Az Zayadiyy Kabupaten Sukoharjo meninggal dunia, Senin (16/9/2024).
Keluarga menduga korban tewas dianiaya seniornya.
Ayah korban, Tri Wibowo belum mendapatkan kepastian mengenai penyebab kematian anaknya itu.
Namun dia mendapat informasi jika anaknya dianiaya senior sebelum tewas.
Baca juga: Kronologi Santri Tewas setelah Dihukum Berendam di Dalam Kolam, Korban Ketahuan Keluar Tanpa Izin
"Saya belum mendapat kepastian dari kepolisian. Saya menunggu hasil autopsi," kata Tri Wibowo di rumah duka Pucangsawit RT 01 RW 14, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta dikutip dari TribunSolo.com, Selasa (17/9/2024).
"Tapi kalau berdasarkan informasi yang saya dapatkan, anak saya ini mohon maaf bisa dibilang korban kekerasan salah satu santri kakak tingkat," kata Tri.
Saat ini pihak keluarga korban masih menunggu hasil autopsi dari kepolisian.
Tri Wibowo mengatakan, pemicu pemukulan yang diduga dilakukan oleh senior anaknya itu hanya karena hal sepele.
Pelaku meminta rokok namun berujung pada penganiayaan.
"Sebab dan musababnya remeh, minta rokok. Dengan senioritasnya berbuat kekerasan ke anak saya sampai mengakibatkan anak saya meninggal, ada pemukulan," jelasnya.
Baca juga: Kasus Santri Tewas Dianiaya Senior di Kediri, Kemenag: Pesantren Tidak Miliki Izin
Tri Baru Seminggu Bertemu Abdul Karim
Tri Wibowo tak kuasa menahan tangis saat menceritakan peristiwa yang menimpa anaknya tersebut.
Dia baru seminggu yang lalu bertemu dengan anaknya.
Setelah ada kabar putra sulungnya ini dibawa ke klinik, sudah tidak bernyawa.
"Istri saya diinfokan selepas dzuhur pada pukul 12.30. Kami pun berangkat ke pondok (pesantren). Di pondok transit langsung ke Klinik Ngudi Sehat," jelasnya.