"Di tengah perjalanan saya dikabari jika Abdul Karim sudah meninggal," tuturnya.
Sementara itu pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Az-Zayadiyy Sukoharjo tak memberikan penjelasan saat dikonfirmasi Tribun.
Salah seorang petugas keamanan Ponpes Tahfidz Az Zayadiyy yang tak mau disebutkan namanya meminta untuk langsung ke Polres Sukoharjo saat ditanyai mengenai kasus tersebut.
"Langsung ke Polres Sukoharjo saja," kata penjaga keamanan tersebut seperti dilansir dari Tribun Solo, Selasa (17/9/2024).
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Dimas Bagus Pandoyo menyampaikan, Kapolres Sukoharjo yang nantinya akan memberikan keterangan terkait tewasnya santri tersebut.
"Tunggu Kapolres terlebih dahulu, beliau masih di Semarang, ada kegiatan," ujarnya.
Tri Wibowo ingin para pelaku dihukum seberat-beratnya sebagai efek jera sehingga diharapkan ke depan tak akan lagi kejadian serupa.
"Bukan saya dendam, bukan saya ingin memusuhi, saya ingin anak saya yang terakhir, jangan ada lagi," ungkapnya.
Dia pun tak ingin ada stigma negatif terhadap pondok pesantren.
Dia hanya ingin kasus serupa tidak terulang.
"Pondok pesantren tetap pilihan terbaik buat anak. Tapi tolong jangan ada korban lagi, kasihan. Mereka sudah jauh dari orangtua mau belajar, kasihan. Mudah-mudahan anak saya yang terakhir," jelasnya.
Dia menyesalkan anak sulungnya yang baru berusia remaja meninggal dengan cara seperti ini.
Dia pun berharap agar amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT.
"Saya mohon doanya. Anak saya masih muda, masih kecil, 13 tahun. Pacaran saja belum, sudah meninggal. Semoga Allah SWT menepati janjinya," ujar Tri.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul PEMICU Penganiayaan Santri Ponpes Az-Zayadiyy Hingga Tewas, Diduga Berawal Senior Minta Rokok