News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Resmikan Taman Sains di Humbahas Sumut, Presiden Jokowi Singgah ke Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul

Penulis: Erik S
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo meresmikan Taman Sains Teknologi Herbal dan Holtikultura (TSTH2), KDTH yang berada di Desa Aek Nauli I, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbahas, Sumatra Selatan, Rabu (16/10/2024). Di sela-sela kunjungan kerja tersebut, Presiden Jokowi dan rombongan mampir ke CHADS (Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul).

Laporan Wartawan Tribunnews.com Erik Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, DOLOK SANGGUL-Presiden Joko Widodo meresmikan Taman Sains Teknologi Herbal dan Holtikultura (TSTH2), KDTH yang berada di Desa Aek Nauli I, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbahas, Sumatra Selatan, Rabu (16/10/2024).

Di sela-sela kunjungan kerja tersebut, Presiden Jokowi dan rombongan mampir ke CHADS (Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul).

Pendiri CHADS, Dumasi MM Samosir, bersama ibunda tercinta, Hideko Tianggur Marinthan Simatupang Togatorop, serta Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, SE, menyambut hangat rombongan Presiden yang bersantap siang di CHADS.

Karyawan Chads menyambut kedatangan Presiden dengan mengenakan kaos bertuliskan 'We LOVE you Pak JOKOWI'

Diketahui, Menko Marves RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan CHADS sehari sebelumnya pada 15 Oktober 2024.
  
Beberapa pejabat tinggi lainnya juga hadir dalam rombongan Presiden adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian;

Bagi Dumasi MM Samosir, kehadiran Presiden Jokowi di CHADS adalah momen istimewa yang sangat emosional. 

Baca juga: Gelar Jamuan Santap Siang di Istana Negara, Jokowi Pamit ke Kabinet Indonesia Maju

"Ini merupakan kehormatan besar bagi keluarga kami. Kehadiran CHADS terinspirasi oleh program pengembangan destinasi super prioritas yang digagas oleh Bapak Presiden. Kami mendirikan CHADS sebagai wujud sumbangsih untuk mendukung program tersebut," ungkap Dumasi.

Dumasi juga mengenang ayahnya, Sahat Maulim Samosir (Gelar SIGILA) yang sangat berharap bisa bertemu dengan Presiden Jokowi, namun tidak sempat terwujud.

 “Saat Pilpres 10 tahun lalu, Papa kami berjuang keras menggalang dukungan untuk Pak Jokowi di Humbang Hasundutan. Dan hari ini, Mama kami akhirnya bisa bertemu dan berbicara langsung dengan beliau. Kami merasa sangat diberkati dan momen ini akan terus kami kenang,” tambah Dumasi.

Kontribusi CHADS dalam Pengembangan Kawasan Danau Toba

Direktur Utama CHADS Michael Junjungan Yobel Akasi Wongso berharap kehadiran mereka dapat meningkatkan sektor pariwisata Kawasan Danau Toba sebagai salah satu dari lima destinasi super prioritas. 

"Kami berharap CHADS dapat berperan dalam meningkatkan sektor pariwisata di Kabupaten Humbang Hasundutan, yang akan berdampak positif bagi perekonomian lokal serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat," ujar Michael dalam keterangannya, Sabtu (19/10/2024).

Disebutkannya, perubahan iklim berpengaruh terhadap produksi pangan secara nasional, bahkan dhampir seluruh negara. 

Hal ini, ia sebutkan pada peresmian TSTH2 di Desa Aek Nauli I, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbahas. 

"Kita tahu, perubahan iklim secara nyata kita rasakan. Dan dampaknya tidak hanya soal udara panas, tetapi juga produksi pangan dunia menjadi turun," ujar Jokowi, Rabu (16/10/2024). 

 

"Perubahan iklim yang tak jelas, tak pasti, panas berapa bulan, hujannya berapa bulan, ini sulit diprediksi," lanjutnya. 

Bahkan, perubahan iklim membuat ketakutan bagi negara-negara di dunia akan terjadinya krisis pangan sehingga menyebabkan produksi pangan hampir seluruh negara turun. Dan, ketakutan dunia adalah nantinya terjadi krisis pangan," tuturnya. 

Ia berharap, kehadiran pusat riset genomik pertanian ini mampu meningkatkan produksi pertanian. 

"Di negara kita sendiri, saya melihat riset soal pangan, holtikultura masih jauh ketinggalan dari negara lain," lanjutnya. 

Ia juga menjelaskan soal besaran produksi pertanian di Indonesia dengan negara lain. 

"Kita lihat misalnya kopi saja, produksi pertanian kita 2 hingga 2,3 ton per hektar. Negara lain sudah sampai 8 hingga 9 ton per hektare," tuturnya. 

"Artinya benih atau bibit unggul yang kita miliki kalah dengan mereka. Padi juga sama, per hektarnya kita dapatkan 5,2 ton padahal negara lain bisa mencapai lebih dari 7 ton," tuturnya. 

Oleh karena itu, kehadiran pusat riset tersebut, Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dari negara lain. 

"Artinya, riset kita di sini masih kalah dengan negara-negara lain. Oleh sebab itu, saya mengapresiasi dan menghargai dibukanya pusat riset genomik pertanian," sambungnya. 

"Agar produksi kita per hektarnya baik itu kopi, kemenyan, padi, kentang, bawang merah dan bawang putih harus naik karena kita telah memiliki pusat riset yang sangat baik di Humbang Hasundutan ini," sambungnya. 

Ia juga menyampaikan, Indonesia siap bekerjasama dengan negara lain demi kemajuan pertanian dan peningkatan produksi pangan. 

"Kerja sama dengan siapapun, silahkan. Dengan negara manapun, silahkan. Yang paling penting, kita mendapatkan bibit unggul, sehingga produksi pertanian atau bahan pangan kita meningkat," pungkasnya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini