TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok gugur saat menjalankan tugas.
Meninggalnya korban bernama Martinius Panjaitan menjadi sorotan di tengah polemik peralatan damkar yang dikabarkan rusak.
Lantas siapa sosok Martinius Panjaitan?
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, korban memiliki nama lengkap Martinius Reza Panjaitan.
Ia lahir pada 1993 silam, tutup usia di umur 31 tahun.
Martinius tercatat sebagai anggota regu A Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Cimanggis, Kota Depok.
Dikutip dari damkar.depok.go.id, UPT Damkar Cimanggis memiliki 24 anggota.
Terdiri dari 6 anggota berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Sisanya, 18 anggota merupakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
Martinius menjadi anggota Damkar Depok setelah lolos seleksi Rekruitmen Tenaga Non PNS pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tahun Anggaran 2015.
Artinya, korban sudah bekerja sebagai pemadam kebakaran selama 9 tahun.
Kronologi gugurnya Martinius
Dirangkum Kompas.com, kejadian yang menimpa Martinius bermula saat adanya laporan kebakaran di salah satu blok Pasar Cisalak, Kota Depok, pada Jumat (18/10/2024) sekitar pukul 20.06 WIB.
Damkar Depok menerjunkan 40 personel termasuk Martinius lengkap dengan 10 unit mobil damkar.
Setelah berjibaku melawan si jago merah, petugas berhasil memadamkan kobaran api.
Tidak lama kemudian, Martinius lapor ke anggota lain bahwa dirinya mengalami sesak napas.
Baca juga: Sandi Butar Butar Laporkan Dugaan Korupsi di Dinas Damkar Depok ke Kejari
Korban kemudian dibawa ke ambulans relawan untuk mendapatkan perawatan.
Martinius awalnya akan diberi bantuan oksigen dengan masker Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA).
Namun kala itu, anggota tidak ada satupun yang membawa SCBA.
Kondisi Martinius semakin menurun.
Anggota damkar lain memutuskan mengevakuasi korban ke Rumah Sakit (RS) Cisalak.
Kasi Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), Tessy Haryati membeberkan, perjalan ambulans sempat tersendat karena macet.
"Ternyata sampai di perempatan Jalan Juanda itu kan kondisi macet total,” katanya, dikutip dari TribunDepok.com.
Tessy melanjutkan, Martinius menghembuskan napas terakhir di tengah perjalanan.
Ia tak percaya dengan gugurnya korban saat bertugas.
Menurut Tessy, Martinius sebelum kejadian dalam kondisi sehat.
"Terkait dengan meninggalnya Almarhum Martin, bagian dari keluarga besar kami, terus terang kami kaget dan sangat berduka cita."
"Martin, orang yang kuat dan ini TKP bukan sebesar itu dari kami, karena dia ini sudah makanan biasa buat dia, cuma ketika Tuhan memanggil dia," tandasnya.
Peralatan rusak disorot
Kuasa hukum Martinius, Deolipa Yumara menyoroti rusaknya peralatan yang dimiliki oleh Damkar Depok.
Ia mengaku sudah memperingatkan Pemkot Depok terkait masalah ini.
“Karena tiga minggu lalu sudah kita peringatkan, ini cepat darurat, segera perbaiki, persoalan anggaran apa ada apa tidak ini harus cepat diperbaiki.” ungkapnya.
“Jangan kemudian tunggu-tunggu, akhirnya timbul korban. Nah, sekarang timbul korban.” tegasnya, dikutip dari TribunDepok.com.
Baca juga: Serius Bongkar Dugaan Korupsi di Dinas Damkar Depok, Sandi Gandeng Mantan Pengacara Bharada E
Deolipa menambahkan, pihaknya sudah melaporkan dugaan korupsi di Damkar Depok ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Depok.
Sayangnya, laporan tersebut tidak membuat rusaknya peralatan tidak kunjung diselesaikan.
“Ya, yang disalahkan tentunya pemerintah Kota Depok. Karena sudah diperingatkan, sudah dikasih kode, sudah dilaporkan juga ke kejaksaan, tapi tidak ada perbaikan juga sampai sekarang,” tutupnya.
Viral sebelumnya
Seorang petugas Damkar Kota Depok bernama Sandi Butar Butar, menjadi viral karena mengkritik atasannya.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video Sandi Damkar Depok dibangikan salah satunya akun Instagram @depok24 jam pada Sabtu (20/7/2024).
Diketahui video tersebut berisi kritikan Sandi Damkar Depok kepada para atasannya.
Ia membuat video room tour alat-alat pendukung di kantor Damkar Depok dalam kondisi tidak layak.
Sandi awalnya memperlihatkan senso atau gergaji mesin yang tidak bisa digunakan.
"Untuk warga Kota Depok, saya mohon maaf sekali. Setiap ada telepon di UPT kami mengenai pohon tumbang, bukan kami tidak mengerjakan. Tapi karena senso kami rusak," kata Sandi dalam video.
Sandi menyebut, sudah berbulan-bulan lamanya melaporkan kejadian ini ke atasan.
Namun, hingga video viral belum mendapatkan kabar baik.
Sandi kemudian memperlihatkan kondisi mobil damkar yang juga mengalami rusak di bagian rem tangan.
"Kami sudah melapor (ke atasan)," katanya kembali menegaskan.
Terlepas dari berita di atas, lantas siapa sosok Sandi Damkar Depok?
Dirangkum dari TribunnewsDepok.com, Sandi bukan kali ini menjadi viral.
Jauh sebelumnya ia ramai di medsos karena pernah membongkar kasus korupsi di lingkungan Damkar Depok pada tahun 2021 lalu.
Baca juga: Dipanggil Atasan Imbas Viralkan Kerusakan Peralatan, Anggota Damkar Depok: Teguran Halus
Kasus ini melibatkan tiga pejabat Damkar Depok.
Mereka adalah Pejabat Pengadaan berinisial WIS, Sekretaris Dinas Damkar Depok berinisial AS dan Bendahara Dinas Damkar Depok berinisial A
Terdapat dua kluster korupsi yang melibatkan ketiganya.
Kluster pertama tindak pidana korupsi belanja anggaran seragam dan sepatu PDL Damkar Depok pada tahun anggaran 2017-2018 dengan kerugian negara yang ditimbulkan sekitar Rp250 juta.
Kluster kedua perkara pemotongan upah tenaga honorer Dinas Damkar Depok tahun anggaran 2016-2020.
Diperkirakan kerugian negara yang ditimbulkan mencapai Rp1,1 miliar.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Depok sudah menetapkan WIS, A, dan AS sebagai tersangka.
Untuk tersangka A telah dilakukan penahanan lebih dulu, namun dua tersangka lainnya, yakni AS dan WIS belum.
Hingga kini, kasus dugaan korupsi di lingkungan Damkar Depok masih berjalan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribundepok.com dengan judul Anggota Damkar Depok Tewas saat Padamkan Kebakaran Pasar Cisalak, Peralatan Rusak, Kemacetan Disorot
(Tribunnews.com/Endra)(Tribundepok.com/ Alex Suban/M. Rifqi Ibnumasy)