TRIBUNNEWS.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga (Unair), Surabaya dibekukan oleh pihak dekanat FISIP.
Awalnya, BEM FISIP Unair memasang karangan bunga satire atas pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Selasa (22/10/2024)
Karangan bunga itu, dipasang di lokasi strategis sehingga banyak direkam mahasiswa dan viral di media sosial.
Tak berselang lama, pada Kamis (24/10/2024), Ketua Komisi Etik Fakultas melakukan pemanggilan kepada BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karangan bunga tersebut.
Lantas, Jumat (25/10/2024) pukul 09.03 WIB, Presiden dan Wakil Presiden BEM FISIP Unair bersama Menteri Kajian Politik dan Kajian Strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas.
Sore harinya, pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair memperoleh surat elektronik (surel) Nomor 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 dari pihak dekanat. Surat itu menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan.
Kini, sosok Dekan FISIP Unair, yakni Prof. Dr. Drs. Bagong Suyanto M.Si. menjadi sorotan.
Mengenai pembekuan terhadap BEM FISIP, Bagong Suyanto enggan memberikan banyak komentar.
Ia hanya membenarkan akan ada pertemuan dengan pihak BEM FISIP pada Senin (28/10/2024) besok.
"Senin besok konfirmasi dengan media setelah pertemuan dengan BEM," ungkap Bagong dilansir Surya.co.id, Minggu (27/10/2024).
Baca juga: BEM FISIP Unair Dibekukan: Karangan Bunga untuk Presiden Jadi Kontroversi
Sosok Bagong Suyanto
Dikutip dari laman resmi fisip.unair.ac.id, Bagong Suyanto lahir di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada 6 September 1966.
Ia merupakan guru besar sekaligus pengajar di Departemen Sosiologi, FISIP Unair.
Dinukil dari situs Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), Bagong menyelesaikan pendidikan S1 sampai S3 di Unair.
Ia memperoleh gelar S1 pada tahun 1988, gelar S2 pada 1999, dan gelar S3 pada 2012.