Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho, menegaskan tak ada senioritas di dalam asrama.
Korban yang menjadi siswi sejak Juli 2024 dikenal ramah dan tak memiliki musuh.
"Jadi, kita di sekolah ini tidak ada namanya junior senior, tidak ada tindak pembullyan, kekerasan, makanya kita agak kaget juga."
"Jadi, yang perlu saya terangkan di sini, almarhum ini orang baik, tidak ada musuh, dan baru dua bulan dia berada di sekolah ini. Makanya kita kaget juga dengar berita itu," paparnya, Selasa (29/10/2024), dikutip dari TribunMedan.com.
Baca juga: Guru SMP di Bogor Terancam 3 Tahun Penjara karena Aniaya Muridnya, Kepala Sekolah Beri Penjelasan
Menurutnya, korban meninggal karena sakit kepala dan sering mengkonsumsi obat-obatan dari warung.
"Jadi, habis dari klinik menyampaikan harus langsung dibawa ke rumah sakit. Jadi ketika dibawa ke rumah sakit USU, rupanya disampaikan sudah meninggal, belum ada penanganan memang saat itu," jelasnya.
Terkait luka lebam pada jasad, Hendra membantah akibat penganiayaan yang dilakukan sesama siswa.
"Memang jadinya agak biru, disampaikan dokter, ya dugaan dugaannya banyak kata dokter, salah satunya bisa jantung, cuman kan belum dilakukan rekam medis," tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Polda Sumut Selidiki Kematian Calon Pramugari Asal Kisaran, Makam Akan Dibongkar
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Fredy Santoso)