Nahas, pemimpin SSpS Boru, Nikolin Padjo tak bisa diselamatkan.
Ada batu yang menghalangi pintu hingga suster tak bisa tertolong.
"Saat evakuasi batu menghalangi pintu sehingga suster tidak dapat tertolong," ungkapnya.
Marieta menceritakan, kejadian ini terjadi tanpa tanda peringatan.
Ia menuturkan, beberapa hari belakangan, aktivitas gunung sudah menurun.
Namun, tiba-tiba Gunung Lewotobi meletus begitu saja.
"Kami tidak sangka akan terjadi karena beberapa hari ini kan intensitas erupsi menurun sehingga kami pun pikir aman-aman saja, tau-taunya tadi malam dia meletus," ceritanya.
Suster Marieta juga menceritakan bahwa proses evakuasi berlangsung menegangkan.
Anak asrama dan para suster hanya membawa pakaian seadanya.
Hujan abu dan batu pun terjadi sepanjang perjalanan evakuasi.
Bahkan, saat evakuasi, mereka melihat pijaran api yang berjatuhan menghantam rumah hingga pepohonan di sepanjang jalan.
Beruntung, tak ada batu yang mengenai rombongannya.
"Semua kita tanggung dari sini, sejauh ini memang belum ada yang membantu, kita berusaha selamatkan anak-anak hingga menunggu orang tua mereka jemput," tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Cerita Warga Boru saat Lewotobi Laki-laki Meletus, Diawali Hujan, Kilat, Guntur hingga Gemuruh
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunFlores.com, Fordi Donovan/Irfan Hoi/Nofri Fuka)