Berdasarkan data PVMBG, terhitung 28 kali gempa tremor harmonik, 77 kali gempa tremor non-harmonik, dan lebih dari 100 gempa vulkanik dalam tercatat selama Oktober hingga awal November.
Gempa dangkal mulai meningkat sejak pertengahan Oktober, yang mengindikasikan adanya pergerakan magma menuju permukaan.
Tercatat terjadi peningkatan signifikan dalam gempa vulkanik dalam, yang menunjukkan adanya tekanan magma yang meningkat dan menandakan potensi erupsi ke depannya.
Dari pengamatan terkini, aktivitas erupsi berupa letusan magmatik telah menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu piroklastik, serta aliran lava yang berpotensi membahayakan.
Retakan di kawah utama semakin lebar, yang bisa memicu longsoran besar ke arah laut jika terjadi erupsi.
Dalam pemantauan sejak awal Oktober hingga 4 November 2024, terekam tanda-tanda kegempaan signifikan.
Pada periode ini, tercatat 28 kali gempa tremor harmonik, 77 gempa tremor non-harmonik, serta 173 gempa vulkanik dalam.
Sejak Agustus 2024, frekuensi gempa vulkanik dalam terus meningkat, menandakan adanya tekanan kuat akibat pergerakan magma ke arah permukaan.
"Sejak 16 Oktober, aktivitas gempa dangkal semakin sering. Ini menunjukkan tekanan magma yang semakin kuat dan bisa memicu erupsi kapan saja," Kepala PVMBG, Muhammad Wafid.
Asap kawah dengan intensitas sedang hingga tebal terlihat mencapai ketinggian 300 meter dari puncak gunung.
Rekomendasi Bagi Warga
Terkait aktivitas Gunung Iya ini, PVMBG merekomendasikan masyarakat serta wisatawan untuk tidak mendekati kawasan dalam radius 3 km dari kawah Gunung Iya.
Masyarakat juga diminta menghindari lubang-lubang gas di sekitar kawah yang dapat mengeluarkan gas beracun.
Masyarakat di sekitar Gunung Iya diminta tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi yang belum tentu benar.
Mereka diimbau mengikuti arahan dari BPBD Kabupaten Ende dan BPBD NTT, yang berkoordinasi dengan PVMBG.