Laporan Tribun Sultra Laode Ari
TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Terdakwa guru penganiaya murid di Konawe Selatan, Sultra, Supriyani menggungkapkan, Aipda WH memang ingin memenjarakan.
Ini dilakukan sebagai bukti bahwa Supriyani telah bersalah melakukan penganiayaan pada anak pasangan Aipda WH dan NF itu.
Guru honorer yang telah bekerja selama belasan tahun ini ingat betul ucapan Aipda WH.
"Sempat ada kata-kata dari pak Bowo saya tetap akan penjarakan kamu walaupun hanya sehari agar semua orang tau kalau kamu salah," ungkap Supriyani sambil menangis di hadapan hakim PN Andoolo Konawe Selatan Sulawesi Tenggara (Sultra) .
Merasa tidak melakukan kesalahan, Supriyani keukeh hingga akhirnya kasusnya berujung di pengadilan.
Supriyani mengatakan dirinya memang berulangkali minta maaf setiap pertemuan mediasi yang berlangsung 5 kali sebelum kasus ini masuk persidangan.
Namun permintaan maaf disalahartinya keluarga korban sebagai wujud pengakuan telah melakukan penganiyaan.
Baca juga: Buntut Cabut Surat Damai, Supriyani Disomasi Bupati Konawe Selatan, Harus Klarifikasi dan Minta Maaf
"Saya sudah lima kali bertemu pak Bowo (Aipda WH) dan setiap bertemu saya sampaikan minta maaf, kalau pernah bikin salah selama mengajari anaknya," ungkap Supriyani.
Namun permintaan maaf itu bukan karena mengakui kesalahan yang dituduhkan.
Supriyani minta maaf agar masalah ini bisa diselesaikan tanpa proses hukum.
"Karena setiap bertemu selalu disuruh minta maaf tapi saya tidak mau dibilang memukulinya anaknya karena itu saya tidak pernah lakukan," katanya.
Supriyani mengaku permintaan maaf karena selama 16 tahun mengajar sebagai guru honorer, tidak pernah mendapat kasus seperti yang dituduhkan orangtua korban.
"Kaget, karena 16 tahun saya mengajar tidak pernah menganiaya kejadian seperti ini," ungkap Supriyani.