Lalu, penyerangan ketiga pun terjadi.
Penyerangan ketiga tersebut terjadi karena para anggota TNI merasa cemas untuk pulang ke asrama lantaran harus melewati jalan di Desa Selamat, di mana warga sempat mulai berkumpul.
“Ramai lah lagi datang mereka. Di situ lah, siapa yang lewat hajar. Terus ada kata-kata ancaman, ‘Kubakar kampung kalian ini,’ Jadi warga trauma lah. Itu lah kami merasa suasana sudah mencekam dan tak ada yang berani tidur,” sebut Tony.
Warga pun trauma bahkan takut untuk keluar rumah maupun bekerja.
“Kami di sini sudah tidak memiliki harga diri dibuatnya. Kami menuntut mereka diproses hukum. Kalau tidak sesuai, kami akan menuntut sampai ke atas. Kami ini adalah korban salah sasaran semua,” tandas Tony.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Dampak Insiden Penyerangan Sekelompok Oknum TNI di Sibiru-biru, Anak-anak Trauma Takut ke Sekolah
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Medan.com, Fredy Santoso)(Kompas.com, Goklas Wisely)