Kala itu, ada 30 prajurit TNI yang pukuli pemuda di sekitar dusun IV dan III secara membabi buta.
Para prajurit tersebut mencari seorang pria berinisial D.
“Kita tak tahu masalahnya apa. Nanya aja langsung kena pukul. Mereka membawa samurai, pentungan, banyak lah,” kata Tony, dikutip dari Kompas.com.
Karena kalah jumlah, puluhan prajurit TNI tersebut melarikan diri ke arah asrama.
Lalu, penyerangan kedua pun terjadi setelah prajurit TNI mendapati ada dua anggotanya yang tak pulang ke asrama usai serang warga.
Tony menuturkan, prajurit TNI tersebut berburuk sangka ke masyarakat dan mengira warga menahan dua prajurit tersebut.
Padahal, kemungkinan besar keduanya hanya tersesat saat melarikan diri.
"Datang lah rombongan kedua, ada sekitar ratusan orang, nyariin kawannya,"
"Mana si Ginting, kalian sembunyikan ya, kata mereka," ucap Tony.
Para prajurit tersebut datang sambil membawa senjata tajam dan balok kayu.
Baca juga: Sri Ulina: Ibu yang Terluka dalam Serangan Prajurit TNI di Deli Serdang
Bahkan, ada oknum yang menodongkan senjata api ke warga yang tak tahu duduk perkara permasalahannya.
"Di warung ini, dipukul meja, ada gelas dan piring sampai pecah. Di sini ada 4 orang yang tak sempat lari dan ditodongkan pistol,” ungkap Tony.
Setelah penyerangan kedua tersebut, ada tujuh warga yang dibawa ke markas.
Di makarkas tersebut, mereka hanya didudukkan lalu dipulangkan pada Sabut (10/11/2024) dini hari.