TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan seorang siswi SD di Banyuwangi, Jawa Timur, menarik perhatian publik dan media.
Kejadian tragis ini bukan hanya menyentuh hati, tetapi juga menciptakan harapan bagi keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan keadilan.
Keluarga korban, serta pihak berwenang, berusaha keras untuk mengungkap pelaku dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pada Rabu, 13 November 2024, siswi tersebut ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Menanggapi hal ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi, mengunjungi rumah duka untuk menyampaikan bela sungkawa.
Dalam kunjungannya, beliau menekankan bahwa tindakan pelaku sangat keji.
"Ini perbuatan di luar batas kemanusiaan, sangat keji dan tidak manusiawi. Saya yakin pihak kepolisian pasti ingin segera mengungkap siapa sebetulnya pelakunya," ujarnya pada 15 November 2024, seperti dikutip dari TribunJatim.com.
Ibu korban, yang sedang hamil anak ketiga, sangat terpukul dengan kejadian ini.
Keluarga berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal.
Arifah juga menyatakan bahwa Kementerian PPPA akan memantau pendampingan psikologis yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
"Kami sudah ada pembagian tugasnya. Tim di Banyuwangi yang menyelesaikan mendampingi, termasuk mendatangkan psikolog," tambahnya.
Baca juga: Bocah SD Dibunuh dan Diperkosa saat Pulang Sekolah di Banyuwangi, Menteri PPPA: Kami Mengutuk Keras
Ia meminta agar petugas kepolisian bergerak cepat untuk menangkap pelaku.
"Kami sudah ada pembagian tugasnya. Tim di Banyuwangi yang menyelesaikan mendampingi, termasuk mendatangkan psikolog," tegasnya.
Penyelidikan kasus ini sedang berlangsung, di mana jajaran Polresta Banyuwangi melakukan penelusuran di tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi.
Sejumlah barang milik korban, seperti permen, seragam, sepatu, liontin, dan sepeda, ditemukan di lokasi penemuan jasad.
Kombes Rama Samtama Putra, Kapolresta Banyuwangi, menjelaskan bahwa barang bukti tersebut ditemukan di beberapa titik yang berbeda.
"Kami menemukannya tidak dalam satu tempat. Ada di beberapa titik," ujarnya pada hari yang sama.
Penyidik saat ini sedang menunggu hasil otopsi untuk mengungkap penyebab kematian korban.
Baca juga: 3 Hari Sebelum Tewas, Siswi Kelas 1 SD di Banyuwangi Sempat Tanya soal Kematian dan Surga ke Kakek
Dugaan sementara menyebutkan bahwa korban mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh.
Pihak kepolisian juga telah memeriksa para saksi dari keluarga, sekolah, dan warga sekitar.
"Informasi sekecil apapun kami butuhkan. Bisa disampaikan agar membantu mempermudah dan mempercepat proses pengungkapan perkara ini," ungkap Kombes Rama.
Ayah korban, AD, mengekspresikan keinginan untuk bertemu pelaku setelah ditangkap.
"Kalau pelaku sudah ketemu, saya hanya ingin bertemu. Hanya ingin menatapnya. Kok tega berbuat jahat seperti itu," kata AD.
Harapan dari keluarga dan masyarakat adalah agar pelaku segera ditemukan dan diberikan hukuman yang setimpal.
Kasus ini menunjukkan bagaimana tragedi yang menimpa satu individu dapat memicu seruan untuk keadilan dari seluruh masyarakat.
Keluarga korban, didukung oleh pihak berwenang, berharap agar proses pengungkapan kasus ini berjalan dengan cepat, sehingga mereka dapat mendapatkan keadilan yang diharapkan.
Sebagian artikel telah tayang di TribnJatim.com dengan judul Menteri PPPA Kunjungi Rumah Duka Siswi Korban Pembunuhan di Banyuwangi, Sebut Pelaku Sangat Keji
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Aflahul Abidin)