TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Terbaru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi banjir lahar hujan di Gunung Lewotobi.
Terlebih saat datangnya musim hujan dan cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat yang berada di lereng gunung untuk mewaspadai banjir lahar hujan.
Demikian yang diungkapkan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Banjir lahar jugn merupakan banjir besar dan cepat yang terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari erupsi gunung berapi.
Dalam rilisnya di laman bmkg.go.id, material vulkanik tersebut bisa berupa abu, pasir, atau bebatuan yang bercampur dengan material lain seperti kayu dan pohon.
Banjir lahar hujan sendiri pernah terjadi di Gunung Marapi, Sumatera Barat, dan bisa mengancam nyawa hingga merusak bangunan.
"Saat erupsi, tidak semua material ikut meluncur ke bawah, melainkan tertumpuk di atas,"
"Apabila hujan lebat terjadi, maka potensi banjir lahar hujan pun semakin meningkat," imbuhnya.
Ancaman ini meningkat sejalan dengan datangnya musim hujan dan fenomena La Nina yang terjadi di Indonesia.
Baca juga: Kondisi Siswa Terpengaruh Erupsi Gunung Lewotobi, Ratusan Murid SD Belajar di Teras Sekolah
Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir 2024 hingga Maret atau April 2025 mendatang.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto melaporkan, dari pemantauan, sepekan terakhir cuaca di NTT cukup bervariasi.
"Hingga awal November 2024, sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mulai memasuki awal musim hujan. Namun, wilayah di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki diprediksi baru akan memasuki musim hujan pada awal Desember. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko banjir lahar hujan di sekitar lereng gunung tersebut," imbuhnya.