Laporan Wartawan Tribunnews.com Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Pondok Pesantren Daarut Tarmizi di Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat, menggelar acara tasyakuran khatam Terjemah Al-Qur’an 30 Juz.
Acara dimulai pembacaan Surah Ar-Rahman secara bersama, dipimpin Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tarmizi, Ustadz Muhammad Nasihin Karimullah, M.Pd.
Dilanjutkan lagu Indonesia Raya dan tilawah Al-Qur’an oleh Hadid, seorang santri asal NTT, yang menjadi pembuka resmi tasyakuran.
Selain perayaan khatam, acara ini juga menampilkan berbagai bakat seni para santri, seperti hadroh, puisi, sholawat, dan nyanyian.
Penampilan ini menggambarkan keseimbangan antara pembelajaran akademik dan pengembangan kreativitas di pesantren.
Dalam sambutannya, Ust. Dr. H. Tarmizi As Shidiq, M.Ag., menyampaikan rasa syukur atas pencapaian santri.
Baca juga: Doa Khatam Quran 30 Juz Lengkap Arab, Latin, dan Artinya dalam Bahasa Indonesia
Dijelaskannya, program Terjemah Al-Qur’an 30 Juz dirancang untuk mempermudah santri memahami Al-Qur’an secara menyeluruh.
"Alhamdulillah, dalam tiga bulan, santri kami telah mengkhatamkan Terjemah Al-Qur’an 30 Juz. Mereka mampu menerjemahkan ayat per ayat dengan baik," H. Tarmizi.
Acara ini juga menjadi momen bersejarah dengan penyerahan sertifikasi pendirian pondok pesantren oleh Kepala KUA Kadudampit, Drs. H. Dadin.
Dalam sambutannya, H. Dadin mengapresiasi kemajuan Pondok Pesantren Daarut Tarmizi dan berharap pesantren ini menjadi pilihan utama masyarakat dalam menuntut ilmu agama.
Bagian lain dari acara ini adalah pemberian sertifikasi guru tahfizh oleh Dr. KH. Muhammad Nur Hayyid, M.M., atau yang akrab disapa Gus Hayyid, salah satu narasumber program “Damai Indonesiaku” TV One dan Komisioner BNSP.
Sebanyak 8 asaatidz dan santri Daarut Tarmizi menerima sertifikasi yang diakui negara ini. Ust. Tarmizi As Shidiq menambahkan, santri penghafal Al-Qur’an di Daarut Tarmizi juga akan menerima sertifikat sanad dari Markaz Tahfizh Daarul Qur’an dan sertifikat dari BNSP, yang dapat menunjang mereka dalam berkarya, melanjutkan pendidikan, atau memasuki dunia kerja.
Gus Hayyid turut memberikan tausiah bertema keutamaan Al-Qur’an, menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah teman sejati yang akan menjadi penolong di akhirat.
Meski hujan deras, para tamu tetap antusias mengikuti tausiah hingga acara selesai.
Kebanggaan terlihat dari para wali santri yang hadir, "Alhamdulillah, anak saya banyak berubah. Ia lebih mandiri, sopan, dan kini mampu membaca serta memahami terjemahan Al-Qur’an," ujar Imas, salah satu wali santri penuh haru. Wali santri lainnya, dari wali santri Adibah dan Djenar, juga menyampaikan apresiasi kepada para ustadz dan ustadzah.
"Kami sangat bersyukur atas bimbingan yang diberikan. Pondok ini luar biasa. Anak-anak kami kini memahami Al-Qur’an, ini pencapaian yang sangat berharga," tuturnya.
Acara ditutup doa yang dipimpin Gus Hayyid. Ia menegaskan bahwa tasyakuran ini bukan sekadar selebrasi, tetapi juga inspirasi bagi masyarakat untuk terus memuliakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.