TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Tangis Suryati pecah ketika mengetahui alasan di balik kotak makan siang gratis yang dibawa pulang oleh Devi, putri bungsunya.
Devi, bocah kelas 5 SD yang masih berusia belia, memilih tidak menyentuh makan siangnya di sekolah.
Alasannya sederhana namun menyentuh: ia ingin membawanya untuk sang ibu.
Sebuah Pengorbanan di Balik Makan Siang
Devi mendapat makan siang gratis dari Polwan Polda Sumsel dalam program makan siang bergizi.
Namun, ia tidak seperti teman-temannya yang menikmati makanan di tempat.
Ia justru membawa pulang empat kotak makanan itu untuk dibagikan kepada ibunya, kakaknya, dan keluarganya di rumah.
Baca juga: Kisah Devi, Bocah di Palembang Bawa Pulang Makan Gratis untuk Ibu, Polwan Menangis Terharu
"Waktu Devi datang ke tempat saya kerja, dia bilang, 'Mamak, pulang ada nasi. Sudah makan belum?' Dia bawa empat kotak makanan itu," cerita Suryati, yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dengan penghasilan Rp700 ribu per bulan.
Setelah mengetahui bahwa Devi sengaja tidak makan untuk memberikan makanan itu padanya, Suryati tak kuasa menahan air mata.
"Gimana tidak nangis? Dia rela tidak makan untuk saya," ungkapnya sambil terisak.
Kehidupan Penuh Perjuangan
Kisah Devi dan Suryati adalah potret nyata kehidupan yang penuh perjuangan.
Sejak suaminya meninggal dunia pada Juli 2023, Suryati harus menjadi tulang punggung keluarga.
Ia tinggal bersama Devi di sebuah kontrakan sederhana bersama anak sulungnya yang telah berkeluarga.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, Suryati selalu menanamkan nilai-nilai kemandirian pada anak-anaknya.
"Saya selalu bilang ke Devi, tidak apa-apa kalau kita tidak punya banyak. Yang penting mandiri," katanya.