“Biasanya pengunjung dari luar kota atau anak muda membayar dengan QRIS itu," ungkap Uti, panggilan akrabnya.
Cerita lain tentang kemajuan pembayaran nontunai juga disampaikan Sumiyati, seorang pedagang oleh-oleh khas Solo di Pasar Gede.
Sumiyati menjual aneka makanan ringan, seperti intip (kerak nasi) dan rengginang, makanan sejenis kerupuk tebal yang terbuat dari beras ketan yang dibentuk bulat.
Sudah tiga tahun ini Sumiyati melayani pembayaran menggunakan QRIS.
"Mulai ada pembayaran QRIS dari BRI itu pas pertengahan pandemi Covid-19," ujar Sumiyati saat dijumpai.
Berlokasi di sebelah kiri pintu masuk utama pasar, lapak Sumiyati kerap disambangi wisatawan.
"Banyak pengunjung dari luar kota yang bayar pakai QRIS, tinggal klik langsung masuk ke rekening saya," ujarnya.
Hampir setiap hari ia mendapat pembeli yang membayar dengan QRIS.
"Rata-rata 10 transaksi ya, tapi kalau pas libur bisa 20 kali," ujarnya.
Ia juga mengatakan sistem pembayaran QRIS tidak hanya dilakukan kaum muda.
"Yang umur 20-an ada, sampai umur 50-an juga ada, sudah canggih sekarang," ungkapnya.
Digitalisasi Transaksi Pembayaran di Kota Solo Bertumbuh
Geliat digitalisasi transaksi pembayaran di Kota Solo menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2024.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) meyakini jumlah transaksi pembayaran baik melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) dan QRIS di Solo tahun ini menembus angka lebih dari Rp 1 triliun.
Pimpinan Cabang BRI Solo Sudirman, Mustofa Adi mengungkapkan BRI Solo Kota memiliki empat cabang konsolidasi, yaitu BRI Sudirman, BRI Slamet Riyadi, BRI Kartasura, dan BRI Solo Baru.
Adi mengungkapkan, jumlah mesin EDC dari BRI di Solo Kota (akumulasi empat cabang) hingga 31 Agustus 2024 mencapai 2.075 unit.
Terdiri dari Solo Sudirman (799), Solo Baru (381), Solo Slamet Riyadi (599), dan Solo Kartasura (296)
Terdapat kenaikan 350 unit EDC dari Desember 2023.
"Kenaikan cukup signifikan karena kita diharapkan adanya peningkatan kassa berbasis transaksi, peningkatan tabungan berbasis transaksi, jadi kami masif dan gencar mengakuisisi merchant yang potensial untuk bisa meningkatkan tabungan dari transaksi yang ada," ungkap Adi saat dijumpai di kantornya, Senin (23/9/2024).
Dari sisi total transaksi, dari 1 Januari hingga 31 Agustus 2024, sales volume dari mesin EDC di Solo Kota mencapai Rp 787,8 miliar.
"Dan ini saya yakin, kami yakin akan tembus Rp 1 triliun untuk total transaksi melalui EDC di Solo Kota sepanjang 2024," ungkapnya.
Sementara itu untuk transaksi QRIS, data hingga 31 Agustus 2024 menunjukkan terdapat 26.533 tempat usaha di Solo Kota yang melayani pembayaran QRIS.
"Jumlah ini meningkat signifikan 4.500-an QRIS dari tahun lalu," ungkap Adi.
Sementara dari total transaksi melalui QRIS, hingga 31 Agustus 2024 BRI sudah mencatatkan transaksi total Rp 156,5 miliar.
Angka ini sudah melebihi target yang ditetapkan, yaitu Rp 133,7 miliar.
"Terhadap target sudah tercapai 116,9 persen, namun kami belum puas, karena masih banyak QRIS yang belum produktif, ini yang perlu kita monitor supaya alat QRIS bisa menjadi alat transaksi cashless di merchant-merchant," ungkap Adi. (*)