Sahabat korban, Akbar Deni Saputra, juga membantah klaim dari polisi.
Menurutnya, GRO dikenal sebagai pribadi yang tak neko-neko.
"Dia (korban) orangnya baik, tidak bersikap aneh-aneh," ucap Akbar, Senin malam.
Pihak sekolah juga meragukan tuduhan korban merupakan anggota gangster.
Staf Kesiswaan SMKN 4 Semarang menyatakan korban memiliki rekam jejak yang baik selama di sekolah.
"Kalau korban tergabung gangster kami tidak tahu. Namun, rekam jejak mereka (korban) itu baik dan berprestasi."
"Jadi dihubungkan ke gangster, kesimpulan kami ya tidak," terangnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. Artanto, mengatakan pihaknya sedang melakukan pendalaman terhadap R, penyidik Polrestabes Semarang yang melakukan penembakan terhadap GRO.
"Kita sedang melakukan pendalaman kepada anggota dan tentunya anggota yang melakukan tindakan kepolisian (penggunaan alat kepolisian, seperti pistol)," ujarnya, Selasa (26/11/2024), dilansir Kompas.com.
"Namanya inisial R," imbuhnya.
Artanto menyatakan R harus mempertanggungjawabkan perbuatannya apabila terbukti menembak GRO.
Selain kasus penembakan, Propam Polda Jateng juga akan memeriksa prosedur etika yang diterapkan oleh anggota kepolisian dalam insiden ini.
"Tentunya anggota yang melakukan upaya tindakan kepolisian (R) harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya," katanya.
"Ini nanti dilakukan pendalaman Propam (soal prosedur etika). Sedang dilakukan pemeriksaan," sambung dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Pengakuan AD Korban Selamat Dari Tembakan Polisi di Semarang, Bantah Ikut Gangster
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Pravitri Retno W, TribunJateng.com/Iwan Arifianto)