Di bawah bayang-bayang pandemi, Rina membuktikan bahwa tantangan terbesar pun bisa diubah menjadi peluang jika seseorang mau beradaptasi dan terus berinovasi.
Rumah BUMN: Pabrik Ilmu bagi UMKM
Rumah BUMN Solo, yang dikelola oleh BRI, menjadi tempat belajar bagi lebih dari 74.000 pelaku UMKM di Solo.
Setiap bulan, pelatihan gratis diadakan untuk membantu UMKM memahami teknologi digital dan memperluas pasar mereka.
Koordinator Rumah BUMN Solo, Wachid Sedyo Prakoso, mengatakan bahwa sebagian besar UMKM binaan mereka kini sudah go digital.
“Awalnya banyak yang hanya menggunakan Instagram dan Facebook. Tapi sekarang mereka mulai masuk ke marketplace, bahkan ada yang sudah go ekspor,” jelas Wachid.
Menurut Wachid, produk unggulan Solo, seperti kerajinan dari kain jumputan, makanan khas Solo, hingga produk daur ulang, menjadi fokus pengembangan karena mampu menarik pasar lokal dan global.
Ia mengatakan hampir semua pelaku UMKM anggota Rumah BUMN Solo mulai go digital.
"Hampir semua melek teknologi, awal-awal itu pemanfaatan Instagram dan Facebook, kini didorong ke market place, ke depannya juga pelatihan go ekspor," ujar Wachid.
Adapun untuk UMKM di Solo, Wachid menyebut ada tiga kategori produk unggulan, yaitu kerajinan atau kraft, fesyen, dan kuliner.
Ketiganya banyak yang mengangkat kelokalan Solo.
Seperti produk kerajinan dari daur ulang hingga kain perca batik yang dijadikan produk seperti tas, hingga dompet.
Untuk kuliner, Wachid mencontohkan ada Sosis Solo, Leker Solo, hingga Pukis Solo yang dikemas secara menarik.
Rumah BUMN Solo, lanjut Wachid, memberikan sejumlah fasilitas yang dapat dinikmati pelaku UMKM.
Pelaku UMKM akan dibantu mulai dari ide, pemasaran, pengemasan, perizinan, hingga pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).