"Saya cari sambil telpon sampai puluhan kali. Handphone aktif tapi tidak diangkat," bebernya.
Dan benarlah perasaan was was tersebut, ia dikabari bahwa Gamma sudah meninggal dunia di rumah sakit.
Saat pertama kali dikabari, Gamma diinformasikan meninggal dunia karena tawuran, bukan ditembak polisi.
Namun ternyata, Gamma tewas ditembak polisi.
Andi pun merasa sakit hati dan terpukul, terlebih anaknya mendapatkan fitnah.
"Saya sangat sakit hati dan terpukul. Anak sudah meninggal dunia malah difitnah," ungkapnya.
Ia tak percaya bahwa anaknya adalah seorang gangster.
"Saya tidak percaya disebut pelaku gangster. Saya tahu kepribadian anak saya," ujarnya.
Ia pun berharap, kasus ini bisa diungkap secara transparan tanpa ditutup-tutupi.
"Kasus ini jangan ditutupi jangan direkayasa," katanya.
Diketahui, Gamma tewas ditembak oleh Aipd Robig, anggota Satresnarkoba Polda Jateng.
Baca juga: Keluarga Gamma Nilai RDP di DPR Berat Sebelah, Kecewa Pemaparan Kapolrestabes Semarang
Tak hanya Gamma saja, temannya berinisial AD (17) dan SA (16) juga alami luka tembak namun mereka selamat.
Gamma ditembak di depan minimarket di Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.
Keluarga Kecewa ke DPR
Keluarga Gamma alias GRO (17), siswa SMK di Semarang, Jawa Tengah yang tewas ditembak polisi merasa kecewa terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.