TRIBUNNEWS.COM - Waduk Kedung Ombo menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan warga Desa Sarimulyo, Kecamatan Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah.
Di waduk seluas 6.570 hektare ini, sebagian warga Desa Sarimulyo menggantungkan hidupnya sebagai nelayan dan petani.
Sayangnya, beberapa waktu belakangan, debit air di waduk menurun dratis. Sehingga menyebabkan 3 hektare tanah di sekitar Desa Sarimulyo kritis.
Masalah lainnya, sekira 40 persen warga di Desa Sarimulyo hidup di bawah garis kemiskinan.
Berangkat dari hal tersebut, Pemdes Sarimulyo didukung PT Pertamina Patra Niaga - Fuel Terminal Boyolali melakukan program inovasi yaitu Pesona Desa Mina Wisata Sarimulyo Jaya Sejahtera atau Pentas Jayate.
Program yang sudah diinisiasi sejak 2022 ini merupakan wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga - Fuel Terminal Boyolali dalam bidang pelestarian lingkungan dan bidang pemberdayaan dan ekonomi.
Program Pentas Jayate menggabungkan dua potensi utama di Desa Sarimulyo yaitu sektor perikanan (mina) dan pariwisata (wisata).
Ada tiga hal utama yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga - Fuel Terminal Boyolali. Pertama, penataan kawasan eco eduwisata Puncak Patra yang diresmikan pada Sabtu (31/8/2024).
Puncak Patra adalah sebuah bukit di Desa Sarimulyo yang kini disulap menjadi kawasan konservasi rusa Timor dan berbagai satwa serta permainan ramah anak.
Keberadaan Puncak Patra diakui Boma, seorang warga, merupakan titik balik perkembangan ekonomi di Desa Sarimulyo. Sejumlah warga memanfaatkan tempat di sekitar Puncak Patra untuk berjualan makanan khas atau produk UMKM.
Selain itu, 13 warga usia produktif yang tadinya masih menganggur kini memiliki pekerjaan untuk mengelola wisata eco edutorism.
Baca juga: Swasembada Energi Berbasis Desa, Dirut Pertamina Kunjungi Desa Energi Berdikari di Bali
Hal kedua yang dilakukan adalah mendirikan Bengkel Nelayan. Sesuai namanya, Bengkel Nelayan difungsikan bagi warga yang hendak memperbaiki, membuat kapal, atau berinovasi.
Dengan demikian, nelayan di Desa Sarimulyo tak lagi bergantung dengan bengkel di luar desa karena peningkatan kompetensi yang dimiliki.
"Itu (program Bengkel Nelayan) betul-betul mengangkat ekonomi dari kelompok kami," ujar seorang nelayan, Daryono seperti dikutip dari YouTube Ditjen PPKL.
Program ketiga yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga - Fuel Terminal Boyolali adalah pemberdayaan UMKM di Desa Sarimulyo.
Jiwanti, pemilik UMKM Jajanan Iwak (Jawak) mengatakan, para nelayan tak mampu mengolah ikan secara mandiri.
Mereka hanya menjual ikan hasil tangkapan nelayan kepada tengkulak dengan harga yang sangat murah yaitu Rp 2.000 hingga Rp 10.000 per kg.
Namun setelah adanya dukungan dari PT Pertamina Patra Niaga - Fuel Terminal Boyolali, kesadaran warga mulai terbangun.
Seiring dengan adanya pemberian edukasi, tempat pengolahan, hingga pemasaran, kini ikan-ikan hasil tangkapan nelayan diolah menjadi produk bernilai jual tinggi.
Harganya pun melonjak hingga menjadi Rp 35.000 sampai Rp 80.000 per Kg. Bahkan Jawak telah menjadi oleh-oleh khas Kemusu.
"Kami, perempuan nelayan dulunya hanya menjual ikan di tengkulak dengan sangat murah. Setelah Pertamina datang, kami mendapatkan edukasi, tempat pengolahan, fasilitas, dan edukasi pemasaran, akhirnya kami dapat meningkatkan pendapatan keluarga," tutur Jiwanti.
Selain itu, saat musim kemarau datang, ia tetap bisa mendapatkan ikan melalui program budidaya ikan melalui inovasi Sisir Alam (Sistem Filtrasi Sirkulasi Air Kolam).
Dengan ketiga program tersebut serta kolaborasi dari tiga kelompok usaha, perlahan perekonomian di Desa Sarimulyo semakin meningkat.
"Terima kasih Pertamina atas kolaborasi dan sinergi di desa kami," ungkap Boma, pelaku wisata.
Sementara itu, Fuel Terminal Manager Boyolali, Muhamad Andika Gunawan mengatakan sejak berdirinya Fuel Terminal Boyolali tahun 2008, PT Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk turut menjaga lingkungan.
"Sejak tahun 2008 kami memiliki komitmen terhadap lingkungan. Melalui berbagai inovasi yang kami miliki melalui berbagai inovasi yang kami miliki, inovasi tersebut berhasil mendapatkan penghargaan nasional bahkan internasional," kata Andika.
"Program inovasi pemberdayaan masyarakat melibatkan antar stakeholder yang berdampak pada lingkungan dan berkontribusi pada pengurangan hotspot LCA perusahaan. Selain itu, inovasi juga menghasilkan dampak sosial masyarakat yang ditunjukkan melalui perhitungan SROI," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di TribunAmbon.com dengan judul Pertamina FT Boyolali Bantu Warga Sekitar Waduk Kedung Ombo Berinovasi, Ubah Nasib Nelayan dan UMKM
(TribunAmbon.com/Sinatrya Tyas)