Saat ini petugas kepolisian dari Polres Tebingtinggi sudah datang untuk melakukan mediasi.
Nana sendiri enggan berbicara soal kronologis kejadian saat pengancaman yang belakangan diketahui pelaku adalah oknum Polres Serdangbedagai, sebab saat ini ia mengutamakan itikad baik pelaku untuk berdamai yang difasilitasi oleh Polres Tebingtinggi.
“Kami gak perlu bicara lah ya bang. Soalnya udah ada upaya perdamaian, Bang. Sesuai apa yang disampaikan Polisi ajalah, Bang,” kata Nana.
Nana pun menyarankan agar awak media bertanya langsung ke pihak kepolisian tentang apa yang selanjutnya dilakukan oleh pihak kepolisian.
Menurutnya karena sudah ada upaya perdamaian, mereka tidak ingin berbicara lagi..
"Nggak tahu lah kita ya, Bang. Ke polisi ajalah ya bang ditanya," kata Nana.
Sedangkan Regen, pemilik Toko 1001 Electronic and Furniture di Kota Tebingtinggi menceritakan secara singkat aksi arogan yang diduga dilakukan oleh oknum Polres Serdangbedagai.
Diterangkannya kejadian tersebut berlangsung pada hari Senin (16/12/2024) siang.
Baca juga: Oknum Polisi Tembak Pelajar di Semarang, Komisi III DPR Minta Pengunaan Senjata Api di Evaluasi
Regen menyampaikan bahwa sejak awal dia tak tahu pelaku yang diduga datang bersama istri dan anaknya adalah anggota Polres Serdangbedagai.
Semua kegiatan jual-beli berjalan seperti pada umumnya sebelum entah apa yang terjadi mengapa yang bersangkutan melakukan ancaman.
"Sejak awal saya kan nggak tahu dia itu Polisi. Dia berbicara dengan karyawan saya ini. Karyawan saya ini anak yatim, Bang. Kasihan lah kalau diancam-ancam begitu," kata Regen.
"Kalau ada masalah ya sama saya aja sampaikan. Jangan anggota saya. Biar kalau tembak, tembak aja saya. Saya pun udah sakit-sakitan, biar saya aja yang mati," katanya.
Sejak cekcok tersebut, diterangkan Regen, karyawannya tersebut nggak berani pulang ke rumah.
Menurut pengakuan karyawannya, ia takut masih terjadi ancaman hingga pulang ke rumah.