Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.
Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.
"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.
Selain 17 tersangka, masih ada DPO yang belum terciduk.
"DPO ini akan kita tangkap juga dan akan tuntas nanti kita periksa," tegasnya.
3 Nomor Ponsel Annar Salahuddin Sampetoding Sudah Tidak Aktif Lagi
Sejak pekan lalu, ponsel milik Annar Salahuddin Sampetoding tidak aktif lagi.
Oleh teman-temannya, Annar Salahuddin Sampetoding dikenal aktif berkomunikasi melalui ponsel.
Namun, sejak namanya menjadi pembicaraan publik luas, Annar Salahuddin Sampetoding pun bak ditelan bumi.
Tiba-tiba saja ponsel Annar Salahuddin Sampetoding tidak dapat dihubungi, baik melalui panggilan telepon maupun pesan singkat.
Annar Salahuddin Sampetoding adalah sosok familiar di Kota Makassar, bahkan se-Sulawesi Selatan.
Sejak akhir pekan lalu, Tribun.timur.com sudah mengonfirmasi tiga nomor kontak Annar Salahuddin Sampetoding, namun gagal.
Konfirmasi terakhir Tribun Timur Makassar soal kasus uang palsu, hingga Senin (23/12/2024) pukul 16.00 Wita juga tak kunjung dibalas.
Annar Salahuddin Sampetoding diduga ikut terlibat dalam kasus sindikat peredaran dan pembuatan uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar.