Annar Salahuddin Sampetoding disebut punya peran sentral di kasus tersebut. Bahkan, ia mendanai mesin cetak uang palsu senilai Rp600 juta.
Di mana, Polres Gowa telah menetapkan 17 tersangka dalam kasus ini, sementara tiga lainnya masih buron.
Polisi sudah merilis inisial otak pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar inisial ASS, namun tidak diungkap identitas asilnya.
Baca juga: Profil dan Harta Prof Hamdan, Sosok Penting di Balik Terbongkarnya Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin
Annar Salahuddin Sampetoding memang pernah berniat mencalonkan diri sebagai kepala daerah.
Niatan itu gagal lantaran tak ada partai yang mendukungnya.
Gagal mencalonkan diri, ia lantas bergabung bersama tim pemenangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) di Pilgub Sulsel 2024.
Annar Salahuddin Sampetoding tercatat dalam surat keputusan (SK) bernomor: IST/KPTS/ANDALAN-HATI/IX/2024, tanggal 17 Agustus 2024, ditandatangani Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi.
Nama Annar Salahuddin Sampetoding bahkan masuk dalam jajaran dewan penasehat yang dipimpin Agus Arifin Nu’mang.
Juru Bicara Tim Pemenangan Andalan Hati, Muh Ramli Rahim menegaskan jika Annar Salahuddin Sampetoding tidak pernah terlibat dalam tim pemenangan Andalan Hati selama proses pilkada.
Selama proses pilkada, ia bahkan mengaku tidak pernah melihat keterlibatan Annar Sampetoding meskipun hanya sekali dalam kegiatan tim Andalan Hati.
“Masuk tim pun saya belum pernah melihat dokumen yang mencantumkan nama beliau,” katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Senin (23/12/2024).
Adapun kata pria berakronim nama MRR itu, secara faktual dirinya tidak pernah bertemu atau melihat Annar Sampetoding sepanjang proses pilkada.
Terutama, dalam kaitannya dengan upaya pemenangan Andalan Hati, Annar tidak pernah ada.
“Secara dejure, saya juga tidak pernah melihat nama beliau dalam dokumen resmi maupun dokumen lainnya terkait tim pemenangan,” ungkapnya.
Terkait apakah ada dokumen lain yang mungkin belum ia lihat, Ramli mengaku tidak tahu pasti.