Seperti punya perasaa, dia melihat wajah jenazah yang diboyong petugas kamar jenazah mirip suaminya.
"Jadi ini kami sendiri yang datang kemari lihat. Kami minta tolong sama pihak RS Bhayangkara itu pun tidak boleh," kata Dumaria.
"Hanya pas lewat saja saya nampak seperti suami saya digotong pakai tempat jenazah. Saya lihat wajahnya iya itu suami saya. Udah meninggal," lanjutnya.
Melihat sang sang suami tak bernyawa Dumaria histeris dan merasa terpukul. Suaminya yang dia lihat sehat dua hari lalu kini terkulai kaku.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Siswi SMP di Serdang Bedagai Sumut, Hilang saat Pulang Sekolah, Motor Raib
Tangannya dan mulutnya diperban.
Wajah penuh bekas lebam, begitu juga dada, kaki dan bahunya.
"Saya lihat udah lebam-lebam, badan biru-biru, dadanya juga. Di rumah sakit (meninggalnya). Saya gak tahu di mana suami saya dipukuli. tapi kondisi suami saya waktu dibawa ke Polres gak begitu, sehat setelah meninggal saya lihat semuanya lebam-lebam, biru," kata Dumaria haru.
Kasus Penangkapan
Dumaria tak tahu pasti mengapa suaminya ditahan polisi.
Sepucuk surat pemberitahuan juga tak diberikan kepada keluarga atas penangkapan Budianto dan dua orang rekannya.
Namun sebut Dumaria, pada malam kejadian suaminya sedang minum minum sambil menghidupkan musik di daerah rumahnya.
"Setahu saya, karena saya tak ikut, awalnya mereka buat acara minum minum pada tanggal 24 Desember malam. Karena mereka musik-musikan sampai malam, terganggulah masyarakat di situ," kata Dumaria.
Dari situ, polisi kemudian mendatangi Budianto yang saat itu bersama sejumlah rekannya.
Dumaria mengatakan sempat terjadi perdebatan antara suaminya dan polisi sebelum tiga orang diamankan ke Polrestabes.
Ketiga orang yang diamankan antara lain Budianto, Dedy Pasaribu dan Girin.