TRIBUNNEWS.COM - Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Irjen Pol Yudhiawan Wibisono menyatakan, uang palsu produksi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, nyaris sempurna.
Bahkan, saat dilakukan pengecekan menggunakan sinar ultraviolet ada tanda air.
Sehingga, masyarakat mungkin menganggap itu uang asli.
"Memang hampir sempurna, kemarin di sinar ultraviolet itu ada tanda air."
"Bagi masyarakat, mungkin menganggap uang asli, padahal itu uang palsu," katanya di Mapolda Sulsel, Senin (30/12/2024), dilansir Kompas.com.
Yudhiawan mengungkapkan, uang palsu hasil cetakan sindikat ini sudah sulit untuk dideteksi peredarannya.
"Ini kita sampaikan ke masyarakat karena uang ini dicetak dari tahun 2022 sampai sekarang, uang yang beredar kita tidak bisa geledah (deteksi) lagi," jelasnya.
Sementara itu, Syahruna, seorang tersangka kasus uang palsu UIN Alauddin mengatakan, ada 19 tahapan yang harus dilewati sebelum uang palsu diedarkan.
Jika ada satu tahan saja yang tak lolos, maka uang palsu akan cacat dan terpaksa dibuang.
"Dari 19 tahapan itu harus lulus semua," katanya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (1/1/2025).
Tahapan produksi uang palsu dimulai dari mencetak benang pengaman dan tanda air.
Baca juga: Jatuh Sakit, Begini Kondisi Terbaru Annar Salahuddin Tersangka Utama Uang Palsu UIN Makassar di RS
Kedua item itu dibuat menggunakan mesin sablon.
"Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu)" tandasnya.
Di sisi lain, Manajemen Bank Indonesia (BI) menegaskan, barang bukti yang disita dari Kampus II UIN Alauddin merupakan uang palsu dengan kualitas rendah dan mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D yakni, dilihat, diraba, diterawang.