TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa kelas 2 SMK TI Bali Global Badung, Cahyo (17), menceritakan perasaan penumpang bus pariwisata Sakhindra Trans yang mengalami kecelakaan maut di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (8/1/2025) malam.
Menurut Cahyo, rasa panik dan ketakutan menyelimuti seluruh penumpang saat bus mengalami kecelakaan dan menabrak sejumlah kendaraan.
Ketika itu, rombongan pelajar tersebut dalam perjalanan pulang ke Bali.
Akan tetapi, sebelum melanjutkan perjalanan pulang, rombongan menuju salah satu tempat makan di Malang terlebih dahulu.
"Mendadak, itu terasa gluduk-gluduk lalu nabrak (menabrak sejumlah kendaraan)."
"Situasinya panik semua dan enggak ada yang berani lihat jalan," ujar Cahyo, dikutip dari Surya.co.id, Kamis (9/1/2025).
Saat terjadi kecelakaan, Cahyo mengaku melihat tak sedikit teman-temannya yang berada di dalam bus pingsan.
"Saya lihat ada anak-anak yang pingsan dan ada yang tidak. Untungnya kami semua selamat dan kondisinya baik, mungkin yang pingsan itu karena terbentur kursi bus," terangnya.
Rombongan pelajar ini berangkat dari Bali pada 5 Januari 2025, kemudian menuju ke Kudus, Yogyakarta, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.
"Setelah dari Batu sini, terus pulang kembali ke Bali," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, bus dengan nomor polisi DK 7942 GB yang mengangkut rombongan study tour SMK TI Bali Global Badung ini mengalami rem blong di Jalan Imam Bonjol dan terus melaju di Jalan Patimura.
Baca juga: Fakta Baru Kecelakaan Maut di Batu, Polisi Pastikan 3 Bus Rombongan SMK TI Bali Tidak Layak Jalan
Bus baru berhenti setelah menabrak pohon di Jalan Ir Soekarno, Kota Batu.
Dalam kecelakaan itu, bus menabrak enam mobil, 10 sepeda motor.
Kemudian ada 14 orang yang menjadi korban dengan rincian empat orang meninggal dunia, dua orang luka berat, dua orang luka sedang, dan enam orang luka ringan.