News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Pilot AU Vietnam yang Jatuhkan Bom di Istana Kepresidenan

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Capt. Nguyen Thanh Trung (kanan).

“Sejak itu saya putuskan, kalau saya sudah dewasa nanti dan punya kesempatan, akan saya bom Presiden di istananya.” Sejak itu pula, Trung mulai membuat kontak-kontak rahasia dengan tentara Viet Cong.

Menjelang akhir 1974, Trung dan kolega Utara-nya memulai rencana penyerangan istana. Waktu terbaik diputuskan antara tanggal 1-10 April.

Namun Trung sulit memutuskan bagaimana melarikan F-5E dari lokasi penyerangan. Trung juga harus memiliki tempat aman untuk mendarat begitu misi selesai.

Seputar operasi rahasia ini, hanya tiga orang yang tahu. Salah satunya perdana menteri Vietnam Utara. Untuk itu, sebelum misi dilaksanakan, perdana menteri ingin bertemu dulu dengan Trung di Hanoi.

Beberapa persiapan dilakukan secara diam-diam. Seperti pada 10 Januari 1975, 200 Viet Cong dikerahkan bekerja non-stop siang malam memperbaiki landasan yang dipilih.

Setelah mendapatkan informasi panjang landasan, lebar dan kondisi sekitarnya, Trung secara terang-terangan mulai berlatih.

“Mula-mula saya coba menghentikan pesawat F-5E di 3.000 kaki, lalu saya daratkan pada landasan pendek dengan sebelah roda. Kemudian kedua rodanya. Hingga dalam kondisi nose gear tidak berfungsi.

Selain itu, dia juga telah menemukan cara paling aman untuk mencuri F-5E AS itu untuk misi khususnya. Karena beberapa kali melakukan pendaratan darurat, dia dipanggil Kepala Staf AU Vietnam Selatan Jenderal Minh.

Pagi hari, 8 April, semua penerbang Vietnam Selatan telah mempersiapkan diri untuk sebuah misi penyerangan yang berani ke kubu Hanoi.

Di pangkalan udara Bien Hoa, 20 km di Timur Utara Saigon, terlihat kesibukkan para kru mengyiapkan empat F-5E Tiger.

Akhirnya hanya tiga pesawat yang berangkat pagi itu. Trung kebagian nomor dua. Bergalau pikiran di kepala Trung.

Bayangan ibu dan saudara perempuannya di penjara, ayahnya yang sangat disayanginya, melintas cepat dibenak Trung. Tapi keseriusannya di belakangan kokpit tidak berkurang.

Ketiga pesawat tempur buatan Northtrop, AS itu terus naik untuk membentuk formasi.

Tiba-tiba salah seorang wingman, oh…, ternyata Letnan I Nguyen Thanh Trung, memberikan sebuah isyarat. Dua jarinya diacungkannya kepada komandannya, lalu ke pesawat ketiga. Electric problem.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini